Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/03/2015, 11:55 WIB

KOMPAS.com - Walau rasanya tidak nyaman untuk membicarakan tentang buang gas, tapi sebenarnya kentut adalah bagian dari kondisi tubuh yang sehat.

Tetapi jika Anda merasa aroma atau frekuensi buang gas Anda tidak seperti biasanya, mungkin tubuh Anda sedang mencoba untuk mengirimkan beberapa petunjuk tentang bagaimana fungsinya.

Berikut beberapa kemungkinan yang dapat disimpulkan dari kondisi dan rutinitas buang gas Anda sehari-hari.

Bakteri tumbuh berlebihan
"Bakteri akan memfermentasi makanan yang kita makan. Ini terjadi di usus besar, tetapi beberapa bakteri usus besar dapat membuat jalan ke usus kecil. Ini disebut dengan pertumbuhan berlebihan di usus kecil," jelas Ribka Gross, dokter spesialis pencernaan.
 
Kemudian bakteri bertemu makanan sebelum selesai dicerna, dan itu semua akan bersama-sama difermentasi, sehingga menyebabkan gas.  

Gas yang diproduksi dalam usus kecil dan usus besar akan bergerak turun melalui sistem dan menyebebakan perut kembung atau sering buang gas.

Anda juga bisa mengalami ketidakseimbangan bakteri dalam usus, terutama jika memiliki beberapa jenis penyakit. Orang yang menderita flu pertu atau infeksi, juga kerap sering kentunt.

Jika Anda memiliki ketidakseimbangan bakteri, biasanya dokter akan memberi beberapa jenis antibiotik. Mengurangi asupan karbohidrat yang difermentasi juga akan membantu. Karena makanan tersebut dapat menyebabkan kembung dan gas, menghindari makanan ini dapat membantu menjaga saluran pencernaan Anda menjadi lebih baik.

Makan terburu-buru
Jika Anda biasa makan cepat-cepat, makan sambil ngobrol, atau hobi mengunyah permen karet, maka kebiasaan ini akan memungkinkan Anda untuk menelan banyak udara.

"Udara terdiri dari gas, ketika Anda mengambil banyak gas, Anda akan menghasilkan lebih banyak gas pula." Gas harus keluar entah bagaimana caranya, dan biasanya hal tersebut ditandai dengan bersendawa," kata Gross.

Konsumsi produk susu
Seiring bertambahnya usia, organ pencernaan Anda akan lebih sensitif pada asupan susu dan produk susu. Ini karena  jumlah enzim laktat yang digunakan untuk mencerna susu berkurang.

Jika Anda merasakan perut terasa tidak nyaman setiap kali mengkonsumsi susu, keju, atau produk turunan lainnya, itu cukup menggambarkan kondisi sistem pencernaan Anda, kata Gross.

Sensitif gluten atau penyakit Celiac
Jika tubuh kesulitan dalam mencerna beberapa jenis makanan tertentu, tubuh akan memberitahu Anda melalui gas. "Gangguan penyerapan makanan biasanya berkaitan dengan penyakit celiac atau gangguan autoimun lain. Ini terjadi ketika reaksi tubuh tidak baik pada gluten dan mulai memecah lapisan usus kecil," katanya.

Hormon berubah
Ketika Anda melalui masa menopause atau kondisi yang mengakibatkan hormon tidak berfungsi, tubuh akan memberitahu dengan gas yang keluar. Olahraga sebenarnya sangat membantu melancarkan pencernaan, selain juga konsumsi probiotik.

Sembelit
Jika belakangan ini Anda sulit untuk buang air besar, efeknya adalah sering buang gas yang berbau. Ini terjadi karena kotoran terdiri dari banyak bakteri, jadi jika tertahan dalam sistem pencernaan dan pembuangan, fermentasi yang terjadi akan membuat gas terus keluar. Konsumsi cukup air putih, olahraga, dan makanan tinggi serat.

Tubuh sensitif terhadap gas
Sebagian orang sangat sensitif terhadap jumlah normal gas yang mereka hasilkan. Meski Anda mungkin tak selalu memproduksi gas berlebih, Anda bisa mengalami iritasi dengan gejala seperti kembung, nyeri perut, dan perut kembung. Jika hal tersebut benar, maka mungkin Anda dapat terkena risiko iritasi usus. (Monica Erisanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau