Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 06/05/2015, 10:34 WIB
EditorLusia Kus Anna

Meski disebabkan virus yang berbeda, tapi gejalanya hampir sama. Yaitu adanya sakit kepala, demam, rasa tak enak badan, mual, muntah, nyeri pada otot, nyeri pada perut kanan atas, dan warna urin yang jadi lebih gelap. Gejala-gejala tersebut biasanya berlangsung selama 4-7 hari.

Pada tahap selanjutnya, gejala sedikit berkurang, tapi muncul warna kekuningan di putih mata dan kulit, serta terjadi pembesaran hati. Tahap kedua ini berlangsung antara 3-6 minggu. Selanjutnya warna kekuningan akan mereda dan pasien mengalami perbaikan.

Hepatitis bisa berupa penyakit yang tampaknya ringan, tapi dapat pula berat yang bisa  menimbulkan kematian dalam waktu tak lama. Pada infeksi yang disebabkan virus hepatitis A, penderita dapat sembuh sempurna. Sedangkan pada infeksi yang disebabkan virus hepatitis B dan C, seringkali terjadi infeksi yang sifatnya kronik dan berlangsung lama.

Selain si ibu harus mendapatkan pengobatan untuk mengatasi penyakitnya, bayi yang baru lahir akan diperiksa kekebalannya. Bila memang sudah terinfeksi dari ibunya, ia akan segera diterapi. Sedangkan bila belum terinfeksi dan belum memiliki kekebalan, ia akan segera divaksinasi dan dipisahkan sementara dari si ibu, sampai memiliki kekebalan yang cukup.

Hepatitis A dan B bisa dicegah dengan pemberian vaksinasinya. Bahkan saat ini vaksinasi hepatitis B sudah diwajibkan bagi anak-anak. Namun demikian, saat dewasa pun kadang diperlukan vaksinasi ulangan sebagai booster, untuk menjaga tingkat kekebalan agar jangan sampai turun di bawah tingkat perlindungan. Yang terbaik dilakukan kala tak hamil. Sementara hepatitis C sampai saat ini belum ada vaksinnya.

Risiko Bagi Kehamilan:

Bagi kehamilan, bila terinfeksinya saat trimester I, lalu tidak ditangani dengan baik, walaupun biasanya tak menimbulkan kecacatan, tapi dapat mengakibatkan keguguran. Sedangkan pada trimester II atau III, bila tidak diatasi, dapat menyebabkan kelahiran prematur atau terjadi infeksi vertikal (penularan dari ibu ke bayinya).
 
3. Tetanus

Penyakit ini disebabkan kuman Clostridium tetani. Kuman ini hidup di tempat yang oksigennya rendah, seperti di dalam tanah atau di luka yang tertutup. Luka yang berisiko untuk menjadi tempat infeksi kuman ini, misal, luka yang kotor dan terkena tanah atau karat, luka yang lebar dan tak beraturan, luka tusuk, dan sebagainya.

Kuman yang berkembang biak akan mengeluarkan toksin yang lalu mengenai saraf, hingga otot-otot akan mengalami kelumpuhan dan kekakuan. Bila gejala masih ringan, misal, kekakuan baru pada daerah wajah dan segera ditangani, biasanya dapat diatasi dengan baik dan tak membahayakan ibu maupun janinnya.

Walaupun berisiko mengganggu kehamilan dan janin, tapi sebenarnya tetanus tidaklah sulit untuk mencegahnya. Caranya, bila sampai seseorang mengalami luka, apalagi luka yang kotor, maka lukanya harus dibersihkan benar-benar dengan antiseptik, lalu bila perlu ia akan diberikan suntikan serum antitetanus dan  vaksinasi TT (tetanus toksoid).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber NAKITA
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+