KOMPAS.com - Selain efek radiasi, membiarkan anak bermain tablet atau gadget sejenis ternyata menyimpan bahaya psikologis yang cukup besar. Inilah yang perlu menjadi perhatian para orang tua saat generasi “iTods” (Ipad & Toddlers) mulai mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Setelah melakukan survei ke 1.034 orangtua yang memiliki anak usia 6 bulan hingga 4 tahun, sebuah lembaga independen Childwise menemukan, hampir 10 persen dari orangtua menyediakan tablet di kamar anak, sehingga “memencet layar” menjadi hal yang lumrah sebelum tidur. Tak hanya itu, anak-anak juga dibebaskan tidur dengan tablet mereka, sehingga kamar telah beralih fungsi dari zona istirahat menjadi zona bermain elektronik.
Bila di tahun 2012 hanya 27 persen anak di usia tersebut yang menggunakan tablet dan telepon seluler, di tahun ini jumlahnya meningkat hingga 73 persen. Dan 29 persen di antaranya, sudah memiliki tablet pribadi pemberian orang tua.
Kebanyakan anak-anak menggunakan perangkat tersebut untuk menonton video klip, program televisi, main game, maupun aplikasi. Rata-rata lama penggunaan ialah 30 menit hingga 1 jam. Tak heran bila penelitian tersebut juga mendapati, 1 di antara 10 anak usia pre-school sudah sangat lekat dengan tayangan televisi maupun aplikasi tablet, sehingga sangat berisiko mengalami kecanduan layar elektronik.
Menanggapi kondisi itu, Dr Aric Sigman, spesialis pendidikan kesehatan anak dari Royal Society of Medicine menyatakan, sangat penting bagi orangtua untuk membuat aturan baru tentang kebiasaan bergadget anak untuk menghindari anak terobsesi akan teknologi.
“Sama halnya seperti menyediakan kulkas di kamar tidur anak. Anak bisa seenaknya memilih makanan yang mereka suka kapanpun. Walau orang tua menyediakan brokoli, bisa jadi anak memilih untuk makan es krim terus,” lanjut Sigman.
Selain meningkatkan kemungkinan anak untuk mengakses situs yang membahayakan, sebuah studi yang dikeluarkan oleh The Seattle Children’s Institute di Amerika menyatakan, menonton acara apapun di tablet atau televisi lewat dari jam 7 malam, bisa menyebabkan anak usia 3-5 tahun sulit tidur, mimpi buruk, dan kelelahan saat bangun. Sedikit banyak, ini akan mengganggu aktivitas sekolah mereka.
Untuk itu, Sigman meminta para orang tua untuk memberi contoh kebiasaan baik soal gadget, seperti menyimpan ponsel ketika bermain dengan anak, menggunakan ponsel saat sedang tidak bersama anak, dan membuat aturan kapan anak boleh bermain gadget.
Bila tidak, kecanduan gadget bisa berlangsung hingga anak besar. Anak-anak menjadi hilang kesempatan untuk bereksplorasi di dunia nyata, sulit bergaul, bahkan penyimpangan prilaku karena mengakses situs berbahaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.