Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2015, 12:19 WIB
KOMPAS.com — Bintang pop Selena Gomez baru-baru ini mengungkapkan bahwa ia menderita lupus, penyakit autoimun yang bisa menyebabkan nyeri sendi, ruam, lelah, dan kerusakan organ tubuh.

Dalam wawancara dengan majalah Billboard, penyanyi berusia 23 tahun ini mengatakan, ia telah menjalani kemoterapi sebagai pengobatan penyakitnya.

"Saya bisa terkena stroke. Saya mengunci diri sampai merasa percaya diri dan nyaman lagi," katanya.

Penyakit lupus merupakan penyakit autoimun yang berarti sel imun tubuh menyerang sel-sel tubuh sendiri. Penyakit ini memang kebanyakan diderita oleh kaum perempuan.

Hampir semua organ tubuh, dari kepala sampai kaki, bisa terpengaruh oleh penyakit ini sehingga penyakit ini sering disebut sebagai penyakit "seribu wajah". Tetapi, dua bagian yang paling rentan adalah persendian sehingga terkena radang sendi dan kulit sehingga muncul ruam atau bercak di kulit.

Separuh pasien lupus menderita penyakit ginjal. Pasien dalam kelompok ini biasanya harus melakukan kemoterapi dengan obat-obatan yang berdampak toksik. Tetapi, tidak mengonsumsi obat justru berisiko bagi mereka.

Orang berusia muda yang terkena lupus seperti Gomez memiliki sindrom yang disebut sindrom antiphospholipid, yang berarti darah mereka mudah membeku. Memang hanya 10 persen pasien lupus, tetapi kondisi ini harus diwaspadai.

Pasien lupus yang memiliki sindrom antiphospholipid juga berisiko besar mengalami keguguran berulang dan kehamilan bermasalah karena bekuan darahnya bisa masuk ke plasenta sehingga mengalami keguguran atau mereka mengalami stroke.

Pengobatan kemoterapi perlu dilakukan bagi pasien lupus, terutama yang tahapnya lebih lanjut. Tetapi, pada pasien yang penyakitnya ringan tidak memerlukannya.

Tergantung seberapa aktif penyakitnya, biasanya pasien lupus perlu obat anti-inflamasi nonsteroid dan obat lain, termasuk steroid dan obat penekan sistem imun. Sayangnya, kesembuhan bukan tujuan utama pengobatan pada saat ini. Target pengobatan adalah remisi sehingga gejala-gejalanya bisa dihilangkan.

Orang yang menderita lupus bisa memiliki kehidupan yang normal, tetap bisa bekerja dan berkeluarga. Tetapi, ada juga pasien yang penyakitnya cukup berat dan kondisi ginjalnya buruk sehingga membutuhkan pengobatan yang lebih agresif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau