JAKARTA, KOMPAS.com – Penyanyi pop Selena Gomez (23) baru-baru ini membuat pengakuan mengejutkan, yaitu mengidap penyakit lupus dan telah menjalani kemoterapi. Lupus ternyata alasan Selena sempat menghilang dari panggung hiburan dan membatalkan beberapa konsernya di tahun 2013.
“Saya didiagnosis dengan lupus dan telah menjalani kemoterapi. Itulah mengapa saya istirahat. Saya bisa terkena stroke," kata Selena dalam wawancara dengan Billboard Magazine.
Lalu apa sebenarnya penyakit lupus? Lupus merupakan penyakit autoimun yang bisa menyerang semua organ tubuh. Jika antibodi untuk melindungi tubuh dari berbagai serangan virus dan bakteri, pada pasien lupus, antibodi justru menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri. Hal ini karena produksi antibodi pada pasien lupus tidak normal atau berlebihan.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik, Zubairi Djoerban saat ditemui beberapa bulan lalu mengungkapkan, penyakit lupus sulit dideteksi karena gejalanya sering menyerupai penyakit lain. Lupus pun dikenal sebagai penyakit dengan seribu wajah, karena gejala yang muncul pada setiap orang bisa berbeda-beda dan menyerupai penyakit lain.
Gejala yang muncul antara lain, terasa sakit pada persendian dan tulang, sering merasa lelah, kulit sering ruam kemerahan, muncul bercak merah pada wajah yang berbentuk seperti kupu-kupu, rambut rontok, ujung jari berwarna kebiruan atau pucat, dan sering sariawan.
Gejala lainnya yang lebih berat, yaitu sakit di dada jika menarik napas dalam-dalam, kebocoran ginjal, keluar banyak protein melalui urine, anemia, sensitif terhadap sinar matahari, stroke, penurunan berat badan, kejang, hingga mengalami keguguran bagi wanita hamil.
Jika gejala tersebut muncul, disarankan untuk segera periksa ke dokter spesialis penyakit dalam.
Seperti dikutip dari Live Science, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, sebanyak 90 persen penderita lupus adalah perempuan dan gejalanya bisa muncul pada usia sekitar 15-44 tahun.
Penyakit ini memang sulit didiagnosis dan dokter harus mencermati betul gejala-gejala yang muncul, kemudian melakukan pemeriksaan darah untuk melihat adanya antibodi antinuclear, atau ANA.
Dalam kasus Selena, penyakit lupus diperkirakan lebih berat, karena ia harus menjalani kemoterapi. Penyebab lupus sendiri hingga kini belum diketahui pasti. Jika terlambat didiagnosis dan ditangani, lupus bisa menyebabkan kematian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.