Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 22/10/2015, 07:29 WIB
|
EditorBestari Kumala Dewi
JAKARTA, KOMPAS.com - Pembekuan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah atau disebut trombosis bisa berakibat fatal. Berawal dari trombosis di kaki, kemudian dapat menyumbat di paru-paru dan jantung. Jika hal ini terjadi, bisa menyebabkan kematian mendadak.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Hematologi Onkologi Medik Cosphiadi Irawan mengatakan, sekitar 70 persen trombosis tidak memunculkan gejala awal sehingga sering disebut pembunuh diam-diam. "Masalahnya bagaimana kalau gejalanya enggak muncul. Jadi, lebih penting mencegah trombosis terjadi," ujar Cosphiadi dalam diskusi memeringati World Thrombosis Day di Jakarta, Selasa (20/10/2015).

Cosphiadi pun memaparkan beberapa langkah untuk mencegah trombosis. Utamanya, bergeraklah ketika terlalu lama duduk atau berbaring. Perlu diketahui, trombosis sering kali terjadi akibat kurang gerak.

Berada dalam posisi tubuh yang sama selama berjam-jam bisa menyebabkan perlambatan aliran darah atau stasis. "Lakukan gerakan relaksasi pada tungkai bawah pada saat duduk perjalanan panjang," jelas Cosphiadi.

Dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini menjelaskan, duduk dan tidak bergerak selama 90 menit saja sudah bisa menyebabkan stasis. Meluruskan kaki, melakukan pergerakan ringan, hingga berjalan-jalan akan sangat membantu mencegah terjadinya perlambatan aliran darah yang memicu terjadinya pembekuan darah.

Pencegahan lainnya, yaitu dengan menjaga berat badan ideal. Sebab, salah satu faktor risiko terjadinya trombosis adalah obesitas atau kelebihan berat badan. Kemudian, ketahui apakah ada riwayat keluarga yang pernah terkena pembekuan darah.

Selain stasis, pemicu trombosis adalah kekentalan darah dan adanya kerusakan atau kelainan pembuluh darah. Sangat penting melakukan aktivitas fisik untuk mencegah trombosis. Chospiadi mengungkapkan, berdasarkan penelitian, aktivitas fisik bisa menurunkan risiko trombosis. Selain kurang gerak, trombosis lebih berisiko pada orang yang merokok, usia di atas 45 tahun, dan ibu hamil.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+