"Tim Nusantara Sehat adalah orang-orang masih muda, hadir dengan pendekatan dan inovasi baru. Mereka juga gigih merangkul berbagai pihak karena kesehatan bukan hanya urusan tenaga kesehatan," kata Ketua Dewan Pembina Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), yang juga Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kemitraan dan Pelayanan Kesehatan Primer, Diah Saminarsih, pada diskusi tiga tahun Pencerah Nusantara di Jakarta, Selasa (17/11).
Selama ini, puskesmas beroperasi apa adanya, mengikuti program tanpa inovasi program. Pada saat sama, mereka dituntut pelaporan program sangat banyak. Akibatnya, kinerja puskesmas tidak membaik.
Tiga tahun terakhir, tim Pencerah Nusantara yang diinisiasi Kantor Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) tahun 2011 menghadirkan pendekatan berbeda dalam pelayanan kesehatan primer di tujuh puskesmas penempatan.
Ketujuh puskesmas itu adalah Puskesmas Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai (Sumatera Barat); Pakisjaya, Kabupaten Karawang (Jabar); Tosari, Kabupaten Pasuruan (Jatim); Puskesmas Kelay, Kabupaten Berau (Kalimantan Timur); Pulau Ende, Kabupaten Ende (Nusa Tenggara Timur); Dampal Utara, Kabupaten Tolitoli (Sulawesi Tengah); dan Puskesmas Lindu, Kabupaten Sigi (Sulawesi Tengah).
Koordinator Riset dan Pembangunan CISDI Liza Pratiwi memaparkan, pertama kali tim Pencerah Nusantara bertugas, sejumlah nilai indikator kesehatan di puskesmas mereka bertugas rendah.
Indikator itu mulai manajemen puskesmas, promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, nutrisi, kesehatan lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, hingga pengobatan dasar.
Tidak ada satu pun dari tujuh puskesmas yang mampu mencapai kategori baik pada semua indikator di atas. Bahkan, di Lindu dan Pulau Ende, semua indikator itu nilainya rendah.
Liza mencontohkan, terkait promosi kesehatan, di Ende aktivitas merokok didapati pada empat dari lima rumah tangga. Empat dari lima anak di bawah 15 tahun pernah mencoba rokok.
Gandeng para pihak
Tim Pencerah Nusantara mengintervensi masalah itu dengan menggandeng kecamatan, sekolah, dan melatih tenaga kesehatan. Hasilnya, lahir aturan kawasan tanpa rokok di kecamatan.
Sekolah juga memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia. "Kecamatan juga melarang pemilik pesta menyediakan rokok untuk tamu," ujar Liza.
Setelah tiga tahun, capaian tujuh indikator itu membaik. Tak ada lagi indikator yang nilainya rendah. Bahkan, capaian indikator Puskesmas Sikakap dan Tosari semuanya baik.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Nurdin Hidayat menyampaikan, sistem dan pola kerja Pencerah Nusantara patut ditiru dan dilanjutkan tenaga kesehatan di puskesmas.
Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan, Kartini Rustandi berharap pola dan pendekatan Pencerah Nusantara direplikasi daerah dalam pelayanan kesehatan primer. Masyarakat juga diharapkan berubah cara pandang kesehatan dari mengedepankan aspek kuratif ke upaya promotif preventif.
Ke depan, Kartini berharap tim Pencerah Nusantara bekerja sama dengan dinas kesehatan di daerah agar melahirkan kebijakan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). "Demi mencapai SDG tak bisa di tataran puskesmas, harus tingkat dinas," ujarnya. (ADH)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.