Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Anda Mengatur Alarm? Ini Pengaruhnya Bagi Kesehatan

Kompas.com - 21/03/2016, 07:11 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Pengaturan waktu alarm adalah gambaran kebiasaan tidur Anda. Kebiasaan tidur dapat memengaruhi kesehatan Anda.

Bahkan, dapat merusak program penurunan berat badan. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Simak penjelasan lebih lanjut dari Daniel A. Barone, M.D., dokter spesialis gangguan tidur di Weill Cornell, Center for Sleep Medicine di New York-Presbyterian Hospital.

1. Anda sulit bangun pagi. Anda memasang alarm pada pukul enam pagi, enam lewat sepuluh, enam lewat tigapuluh, enam lewat empatpuluh lima, dan pukul tujuh. Ini supaya alarm terus berbunyi berkali-kali, meski Anda mematikannya juga berkali-kali dan akhirnya Anda bangun tepat pukul tujuh seperti yang memang Anda inginkan.

"Dibutuhkan waktu sekitar satu jam bagi neurotransmiter di otak untuk bangun perlahan-lahan," kata Barone. "Jika Anda mengganggu proses itu, neurotransmitter akan mengulang prosesnya dari awal. Ketika Anda akhirnya bangun pada pukul 07:30, Anda merasa sangat tidak nyaman dan merasa masih lemas."

Semua orang menyukai tidur dan itu bukan hal yang salah. Ketika Anda meneruskan tidur, setidaknya selama tigapuluh menit sesudah alarm berbunyi, tubuh akan melepaskan serotonin lagi. Serotonin adalah hormon yang dikenal sebagai hormon bahagia.

Jika Anda termasuk orang yang sulit bangun pagi, pasang alarm beberapa kali tapi jarak waktunya jangan terlalu berdekatan. Misalnya Anda harus bangun pada pukul tujuh pagi, pasang alarm pada pukul enam, enam lewat tigapuluh dan pada pukul tujuh.


2. Jadwal Anda sangat ketat. Setiap hari Anda memasang alarm pada pukul 06:00 setiap hari kerja, pukul 09:00 untuk yoga di hari Sabtu, dan pukul 11:00 pada hari Minggu karena itu adalah hari bermalas-malasan.

"Kami merekomendasikan Anda untuk memiliki waktu tidur dan bangun yang konsisten," kata Barone. Apa saja masalah yang bisa muncul karena waktu tidur dan bangun yang tidak konsisten?

"Tubuh Anda mungkin tidak bisa berfungsi dengan baik. Anda mungkin akan mudah mengantuk di tengah hari dan jatuh tertidur jika tidak ditahan-tahan," Barone menjelaskan.


3. Social jetlag dapat menghancurkan program diet Anda. Banyak orang terbiasa bangun pagi di hari kerja dan bangun telat di akhir minggu. Salah satu penyebabnya, di akhir minggu, Anda punya acara sosial bersama teman-teman, misalnya kumpul di cafe hingga larut malam.

Sebuah riset di Jerman menemukan bahwa jetlag sosial seperti ini, bisa membuat berat badan Anda bertambah. Penelitian dari Medical Research Council di Inggris juga menautkan, perbadaan waktu bangun dengan peningkatan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, kanker, dan kematian dini.

Sayangnya, para peneliti tidak tahu persis mengapa hal ini terjadi, namun kedua tim penelitian berspekulasi bahwa jetlag sosial dapat mengganggu kebiasaan sehat seperti diet dan olahraga.

Biasanya, Anda bangun pukul lima pagi lalu berolahraga. Di akhir minggu, karena terlalu lelah dengan kegiatan sosial pada malam sebelumnya, kebiasaan berolahraga terpaksa diliburkan.

"Jetlag sosial ini juga dapat membuat Anda kurang tidur dan akan memperbesar dorongan untuk merokok, minum kafein dan alkohol, "kata Till Roenneberg, penulis penelitian dari University of Munich.


4. Anda terlalu banyak menyebarangi zona waktu. Alarm, terutama alarm di ponsel, memiliki sistem yang dapat membagi waktu berdasarkan zona waktu di seluruh dunia. Jika aktivitas mengharuskan Anda berpindah-pindah zona, sistem tubuh Anda akan terganggu. "Jet lag adalah masalah besar," kata Barone.

Biasanya diperlukan waktu satu hari atau malam bagi tubuh untuk menyesuaikan diri terhadap satu jarak zona waktu. Jadi, jika Anda pergi dari New York lalu pergi ke Bangkok, artinya tubuh Anda memerlukan waktu 12 hari sebelum mulai terbiasa dengan zona waktu yang baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com