KOMPAS.com - Menyiapkan pencernaan yang sehat sejak ini merupakan langkah dasar untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak. Gangguan pada saluran cerna anak juga berdampak pada pertumbuhannya.
Saluran cerna yang sehat tidak hanya berfungsi mencerna dan menyerap makanan saja, tapi juga sebagai mekanisme pertahanan tubuh.
"Saluran cerna 40 persen selnya adalah jaringan limfoid yang merupakan sel sistem imun. Sekitar 70 persen sel imun juga dihasilkan oleh saluran cerna dan proses ini berkembang pesat pada satu tahun pertama kehidupan bayi," kata Dr.Badriul Hegar, Ph.D, Sp.A (K), dalam acara Nutritalk di Jakarta (28/4/16).
Pemberian nutrisi yang tepat pada anak dapat membantu menjaga fungsi saluran cerna. Salah satu cara menjaga kesehatan pencernaan anak adalah dengan memberikan air susu ibu (ASI) sejak lahir.
"Bayi yang mendapat ASI memiliki lebih banyak bakteri baik di dalam ususnya," kata dr.Hegar.
Sementara itu, pada bayi yang sudah mendapat makanan pendamping ASI, perhatikan pula kebutuhan serat dan cairannya.
Ditambahkan oleh dr.Ahmad Suryawan, Sp.A (K), saluran cerna juga berkaitan erat dengan otak anak. "Menurut teori Gut-Brain-Axis, saluran cerna adalah otak kedua anak," kata dokter yang akrab disapa Wawan ini dalam acara yang sama.
Oleh karenanya, jangan abaikan adanya gangguan pada saluran cerna anak. Gangguan saluran cerna yang sering dialami anak antara lain diare, konstipasi, perut kembung, dan sebagainya. Gangguan ini harus segera diatasi agar waktu pengobatannya tidak menjadi lama.
Ia menambahkan, gangguan pencernaan yang bersifat kronik pada periode dua tahun pertama anak juga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
"Yang paling terlihat tentu saja dari pertumbuhannya. Misalnya pada anak yang diare atau alergi susu, kemungkinan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepalanya, juga turun," ujar dr.Wawan.
Selain itu, semakin lama anak mengalami gangguan cerna, makin rendah pula skor perkembangan anak. "Ada penelitian yang menunjukkan, diare pada anak usia kurang dari dua tahun akan mengganggu kecerdasan anak sampai 10 poin IQ," paparnya.
Selain menjaga pola makan, orangtua seharusnya juga mengamati pola buang air besar anak usia 0-3 tahun, meliputi pengamatan pada frekuensi BAB, warna feses, hingga konsistensinya.