Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Tandanya Jika Anda Menderita Serangan Panik

Kompas.com - 12/05/2016, 09:07 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Menjelang ujian kenaikan pangkat, tiba-tiba Anda merasa sesak napas, jantung berdebar kencang dan Anda pingsan. Anda mengalami serangan panik!

Serangan panik melibatkan perasaan terteror yang tiba-tiba menyerang tanpa peringatan. Episode ini dapat terjadi kapan saja, bahkan saat tidur. Orang yang mengalami serangan panik mungkin percaya bahwa mereka mengalami serangan jantung atau mereka akan mati atau gila.

Rasa takut dan teror yang yang dialami selama serangan panik tidak sebanding dengan situasi yang sebenarnya dan mungkin tidak terkait dengan apa yang terjadi di sekitar mereka. Kebanyakan orang dengan serangan panik mengalami beberapa gejala berikut:

- Jantung berdetak cepat
- Merasa lemah, pingsan, atau pusing
- Kesemutan atau mati rasa di tangan dan jari-jari
- Rasa teror, atau takut akan datang atau kematian
- Merasa menggigil berkeringat atau memiliki
- Nyeri dada
- Kesulitan bernapas
- Merasa kehilangan kontrol

Serangan panik umumnya berlangsung singkat, berlangsung kurang dari 10 menit, meskipun beberapa gejala dapat bertahan untuk waktu yang lama.

Orang-orang yang memiliki satu serangan panik memiliki risiko lebih besar untuk mengalami serangan panik berikutnya, dibanding mereka yang tidak pernah mengalami serangan panik sebelumnya.

Orang dengan gangguan panik mungkin sangat cemas dan takut, karena mereka tidak dapat memprediksi kapan episode berikutnya akan terjadi. Wanita dua kali lebih mungkin dibamding pria untuk mengalami serangan panik, dan gejala biasanya mulai muncul pada awal masa dewasa.

Tidak jelas apa yang menyebabkan gangguan panik. Pada banyak orang yang memiliki kerentanan biologis mengalami serangan panik, kondisi panik biasanya terjadi sehubungan dengan perubahan dalam hidup (seperti menikah, memiliki anak, memulai pekerjaan pertama, dan lain sebagainya) dan gaya hidup penuh stres.

Ada juga beberapa bukti yang menunjukkan, bahwa kecenderungan gangguan panik dapat terjadi dalam keluarga. Orang yang menderita gangguan panik juga lebih mungkin menderita depresi, mencoba bunuh diri, atau menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan.

Kabar baiknya, gangguan panik adalah suatu kondisi yang dapat diobati. Psikoterapi dan obat-obatan telah digunakan, baik secara tunggal atau bersama-sama, untuk untuk mengatasi gangguan panik.

Jika obat-obatan diperlukan, dokter mungkin meresepkan obat anti-cemas, antidepresan tertentu atau kadang-kadang obat antikonvulsan tertentu, atau kelas obat jantung yang dikenal sebagai beta-blocker untuk membantu mencegah atau mengontrol episode gangguan panik .

Jika tidak diobati, gangguan kecemasan ini dapat membuat seseorang menghindari situasi atau tempat tertentu, karena takut jika serangan tersebut muncul secara tiba-tiba.

Semakin sering melakukan tindakan tersebut, selain akan membatasi gerakan, kemungkinan terburuk adalah semakin sering mengalami gangguan kecemasan.

Jika Anda mengalami gangguan kecemasan, segera konsultasi dengan psikiater atau psikolog berpengalaman, saran Gail Saltz, MD, seorang psikiater, komentator televisi di New York City dan spesialis kesehatan, seks, dan terapis relasi antar-manusia.

Umumnya, terapi perilaku kognitif adalah cara terbaik untuk mengatasinya, kata Saltz. Ada baiknya untuk menghindari kafein sampai Anda sudah dinyatakan terbebas dari gangguan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau