KOMPAS.com - Menjelang ujian kenaikan pangkat, tiba-tiba Anda merasa sesak napas, jantung berdebar kencang dan Anda pingsan. Anda mengalami serangan panik!
Serangan panik melibatkan perasaan terteror yang tiba-tiba menyerang tanpa peringatan. Episode ini dapat terjadi kapan saja, bahkan saat tidur. Orang yang mengalami serangan panik mungkin percaya bahwa mereka mengalami serangan jantung atau mereka akan mati atau gila.
Rasa takut dan teror yang yang dialami selama serangan panik tidak sebanding dengan situasi yang sebenarnya dan mungkin tidak terkait dengan apa yang terjadi di sekitar mereka. Kebanyakan orang dengan serangan panik mengalami beberapa gejala berikut:
- Jantung berdetak cepat
- Merasa lemah, pingsan, atau pusing
- Kesemutan atau mati rasa di tangan dan jari-jari
- Rasa teror, atau takut akan datang atau kematian
- Merasa menggigil berkeringat atau memiliki
- Nyeri dada
- Kesulitan bernapas
- Merasa kehilangan kontrol
Serangan panik umumnya berlangsung singkat, berlangsung kurang dari 10 menit, meskipun beberapa gejala dapat bertahan untuk waktu yang lama.
Orang-orang yang memiliki satu serangan panik memiliki risiko lebih besar untuk mengalami serangan panik berikutnya, dibanding mereka yang tidak pernah mengalami serangan panik sebelumnya.
Orang dengan gangguan panik mungkin sangat cemas dan takut, karena mereka tidak dapat memprediksi kapan episode berikutnya akan terjadi. Wanita dua kali lebih mungkin dibamding pria untuk mengalami serangan panik, dan gejala biasanya mulai muncul pada awal masa dewasa.
Tidak jelas apa yang menyebabkan gangguan panik. Pada banyak orang yang memiliki kerentanan biologis mengalami serangan panik, kondisi panik biasanya terjadi sehubungan dengan perubahan dalam hidup (seperti menikah, memiliki anak, memulai pekerjaan pertama, dan lain sebagainya) dan gaya hidup penuh stres.
Ada juga beberapa bukti yang menunjukkan, bahwa kecenderungan gangguan panik dapat terjadi dalam keluarga. Orang yang menderita gangguan panik juga lebih mungkin menderita depresi, mencoba bunuh diri, atau menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan.
Kabar baiknya, gangguan panik adalah suatu kondisi yang dapat diobati. Psikoterapi dan obat-obatan telah digunakan, baik secara tunggal atau bersama-sama, untuk untuk mengatasi gangguan panik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.