Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2016, 20:05 WIB
EditorBestari Kumala Dewi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap tahun, di seluruh dunia terjadi 85 juta kehamilan yang tidak direncanakan. Dan lebih dari setengahnya terjadi pada perempuan di Asia. Aborsi pun menjadi pilihan. Padahal, aborsi memiliki risiko yang sangat berbahaya bagi kesehatan wanita. Untuk menghindari hal ini, penggunaan kontrasepsi sangatlah penting.

 

Pil kontrasepsi atau pil KB adalah salah satu metode yang paling populer untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan – setelah sterilisasi dan intrauterine tembaga (IUD). Sebagian besar pil yang beredar di pasar merupakan kombinasi dari dua hormon sintetis, estrogen dan progestin.

 

Sayangnya, penggunaan pil hormonal sebagai kontrasepsi masih terbilang rendah. Munculnya berbagai mitos terkait kontrasepsi hormonal adalah salah satu penyebabnya.

 

“Masih banyak wanita yang enggan menggunakan pil kontrasepsi hormonal karena takut gemuk, berjerawat, sulit hamil, hingga kanker. Padahal, pil kontrasepsi hormonal saat ini sudah berinovasi. Kandungan estrogen dan progestinnya dalam dosis rendah, menyerupai hormon alami yang ada di tubuh wanita,” ungkap dr. Boy Abidin, SpOG dalam diskusi media: “Your Body, Your Life, Your Decision” di Double Tree Hotel , Jakarta (24/05).

 

Dr. Boy menambahkan, bahwa pil kontrasepsi hormon tidak menyebabkan gangguan pada kesuburan.

 

“Itu hanyalah mitos. Justru bagi pasangan yang menginginkan kontrasepsi aman dan dapat mengembalikan kesuburan dengan cepat, pil kontrasepsi hormon adalah pilihan terbaik. Begitu berhenti, kesuburan akan kembali.”

 

Jika diminum secara konsisten dengan jadwal yang tetap dan benar, tingkat kegagalannya kurang dari satu dari 100 wanita.

 

"Agar efektif, minum pil kontrasepsi harus rutin setiap hari di jam yang sama sampai habis, selesai satu siklus. Jadi, bukan hanya pada saat akan berhubungan intim,” jelas dr. Boy.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+