Hidrokel adalah terdapatnya cairan didalam skrotum, bisa pada satu skrotum ataupun keduanya. Akumulasi cairan dalam skrotum.
Ini dapat terjadi karena adanya gangguan distribusi cairan pada pembuluh vena yang terdapat dalam skrotum dan longgarnya jaringan selaput atau ligamen yang membatasi rongga perut dengan skrotum.
Hidrokel adakalanya terjadi bersama dengan hernia inguinal. Umumnya hidrokel tidak memberikan gejala, hanya tampak skrotum dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan ukuran normalnya. Pada pemeriksaan dengan cahaya dapat ditemukan adanya transluminasi.
Biasanya hidrokel dapat terjadi pada bayi-bayi yang baru lahir dan dapat terserap dengan sendirinya maksimal sampai usia 12 bulan. Bila hidrokel menetap sampai usia 12 bulan, dokter akan melakukan tindakan medis berupa pembedahan.
5. Undencensus testis/testis terlambat turun
Testis yang terlambat turun ini bukan tergolong kelainan, jadi tergolong normal. Testis hanya mengalami keterlambatan turun ke kantongnya. Ibu dapat menunggu dengan rentang waktu toleransi sekitar 3—6 bulan. Ini ditandai dengan tidak adanya testis yang tampak.
Langkah pertama, bila belum turun, umumnya dokter akan mencari tahu terlebih dahulu, apakah karena kelainan hormonal atau kelainan anatomik. Bila karena kelainan hormonal, dapat dilakukan terapi hormon.
Langkah berikutnya, harus dicari tahu dulu posisi testis tersebut sebelum turun, dengan melakukan pemeriksaan ultrasonogra (USG). Dengan demikian dapat diketahui, posisi testis, apakah masih jauh atau sudah dekat.
6. Hermaphrodit
Ini ditandai dengan ukuran penis yang kecil. Umumnya disebabkan oleh mutasi gen atau kelainan kromosom. Gejala yang dapat diamati adalah skrotumnya tidak membentuk buah zakar alias tampak kecil, menyerupai bibir vagina.
Sering juga disebut bingung kelamin (ambiguous genitalia). Atau, dapat pula ditandai dengan penis kecil sehingga tampak seperti klitoris, sementara skrotumnya sering disangka sebagai bibir vagina (labia).
Penanganan hermaphrodit tidak hanya secara medis (baik pembedahan maupun terapi hormonal), tetapi juga meliputi edukasi dan konseling bagi kedua orangtua anak tersebut.
7. Hernia
Hernia adalah turunnya usus ke kantung buah zakar akibat lemahnya selaput atau ligamen di antara perut bawah dan alat kelamin. Akibatnya, usus turun ke rongga di bawah rongga perut.
Awalnya, bisa sedikit, namun lama-kelamaan akan banyak dan akhirnya turun ke skrotum, sehingga mirip buah zakar. Usus yang turun ini pun lama-kelamaan akan mendesak testis, sehingga testis terjepit. Akibatnya, dapat menganggu aliran darah hingga menyebabkan terjadi nekrosis.
Hernia dapat ditandai adanya benjolan pada umbilikus (pusar) atau pelipatan paha maupun kantong buah pelir pada anak laki-laki. Hernia pada pelipatan paha umumnya diketahui setelah benjolannya besar dan memberikan rasa sakit pada bayi dan anak tersebut. Itulah mengapa, bayi dan anak kerap menangis ketika merasakan nyeri yang sangat kuat.
Gejala lainnya: sakit atau nyeri pada daerah terjadinya hernia akibat terjepitnya isi kantong hernia tersebut. Jika yang terjepit usus, biasanya dapat disertai dengan muntah, perut kembung, dan gangguan buang air besar.
Untuk mengatasinya, dilakukan operasi guna mengembalikan posisi usus yang masuk ke kantong buah zakar (skrotum) tadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.