Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai 7 Jenis Kelainan Penis pada Bayi Laki-laki

Kompas.com - 24/07/2016, 20:43 WIB

KOMPAS.com - Angka kejadiannya memang kecil, namun penting menjadi perhatian orangtua, karena akan memengaruhi tugas reproduksi si anak ketika dewasa. Karena itulah, orangtua perlu mewaspadai dan melakukan pengecekan apakah terjadi kelainan penis pada bayi laki-laki saat ibu usai bersalin.

Bila ditemui hal-hal yang tidak normal, baiknya segera mengonsultasikan ke dokter agar mendapatkan tindakan segera dan tepat. Berikut beberapa kelainan penis pada bayi laki-laki:


1. Penis kecil (mikropenis)

Baca juga: Belajar dari Titiek Puspa: Kenali Bahaya Pendarahan Otak dan Pencegahannya

Kelainan ini tergolong sering terjadi, angka kejadiannya 1—8 per 1.000 kelahiran. Mikropenis adalah penis yang memiliki ukuran kecil (terlihat pendek), kurang dari 2,5 cm, tapi buah zakar (testis)-nya normal. Normalnya, ukuran penis bayi memiliki panjang kurang lebih sekitar 3—3,5 cm.

Penting bagi orangtua untuk mengetahui ukuran penis anak saat dilahirkan, karena akan memengaruhi fungsi reproduksinya kelak. Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, tekan daerah pubik di bagian pangkal penis, kemudian lakukan pengukuran panjang penis sampai ujung penis.

Terkadang penisnya tidak kecil, tetapi hanya karena gemuk, daerah pubiknya tertutup lemak, sehingga penis kelihatannya kecil/pendek. Umumnya, mikropenis disebabkan kelainan hormon. Apabila diindikasikan, maka dokter akan melakukan tindakan medis untuk mengoreksi ukuran penis anak.

Baca juga: Mengantuk Terus-menerus Gejala Apa? Berikut 10 Daftarnya…


2. Kulup kecil (fimosis)

Kulup yang kecil tergolong kelainan alat kelamin yang juga dapat dideteksi dini. Pasalnya, anak yang mengalami ujung kulup penis berukuran kecil dapat ditandai dengan kebiasaan menangis kesakitan ketika buang air kecil. Rasa sakit ini terjadi karena lubang kulupnya sangat kecil.

Umumnya fimosis bukanlah kelainan serius. Untuk mengatasinya, cukup dengan disunat. Pilihan lainnya, bila kondisi kulup tidak terlalu kecil, dapat ditunggu hingga anak agak besar, kemudian dicermati perkembangan kulupnya ke arah normal atau tidak.

Baca juga: Belajar dari Meriam Bellina, Kenali Gejala Serangan Jantung

Kalau mengarah ke normal, tidak perlu dilakukan tindakan. Namun bila masih belum normal, sebaiknya segera disunat.


3. Kelainan lubang kencing (epispadia atau hipospadia)

Umumnya, posisi lubang kencing yang normal terletak di ujung batang penis. Lubang kencing yang tidak pada posisinya, bisa terletak di mana saja di sepanjang batang penis, dinamakan hipospadia. Bisa di bagian atas (epispadia) atau di bagian bawah penis (hipospadia).

Baca juga: Nyeri Dada Disertai Kesulitan Benapas, Apakah Gejala Serangan Jantung?

Bentuk lubang yang sangat kecil menyebabkan kebanyakan orangtua tidak mengetahui kondisi ini. Orangtua dapat menandai, saat si buah hati buang air kecil dan air seni yang dikeluarkan tidak berasal dari tempat yang semestinya.

Untuk mengatasi ini, harus dilakukan koreksi melalui bedah plastik agar dapat dibuatkan lubang kencing pada tempat yang semestinya.


4. Hidrokel

Hidrokel adalah terdapatnya cairan didalam skrotum, bisa pada satu skrotum ataupun keduanya. Akumulasi cairan dalam skrotum.

Baca juga: Benarkah Kesemutan Bisa Sembuh Kalau Diludahi? Ini Penjelasan Dokter

Ini dapat terjadi karena adanya gangguan distribusi cairan pada pembuluh vena yang terdapat dalam skrotum dan longgarnya jaringan selaput atau ligamen yang membatasi rongga perut dengan skrotum.

Hidrokel adakalanya terjadi bersama dengan hernia inguinal. Umumnya hidrokel tidak memberikan gejala, hanya tampak skrotum dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan ukuran normalnya. Pada pemeriksaan dengan cahaya dapat ditemukan adanya transluminasi.

Biasanya hidrokel dapat terjadi pada bayi-bayi yang baru lahir dan dapat terserap dengan sendirinya maksimal sampai usia 12 bulan. Bila hidrokel menetap sampai usia 12 bulan, dokter akan melakukan tindakan medis berupa pembedahan.

Baca juga: Belajar dari Nita Thalia: Kenali Gejala dan Pemulihan Kerusakan Saraf Otak


5. Undencensus testis/testis terlambat turun

Testis yang terlambat turun ini bukan tergolong kelainan, jadi tergolong normal. Testis hanya mengalami keterlambatan turun ke kantongnya. Ibu dapat menunggu dengan rentang waktu toleransi sekitar 3—6 bulan. Ini ditandai dengan tidak adanya testis yang tampak.

Langkah pertama, bila belum turun, umumnya dokter akan mencari tahu terlebih dahulu, apakah karena kelainan hormonal atau kelainan anatomik. Bila karena kelainan hormonal, dapat dilakukan terapi hormon.

Baca juga: 10 Tanda Paru-paru Tidak Sehat yang Jarang Disadari, Apa Saja?

Langkah berikutnya, harus dicari tahu dulu posisi testis tersebut sebelum turun, dengan melakukan pemeriksaan ultrasonogra (USG). Dengan demikian dapat diketahui, posisi testis, apakah masih jauh atau sudah dekat.


6. Hermaphrodit

Ini ditandai dengan ukuran penis yang kecil. Umumnya disebabkan oleh mutasi gen atau kelainan kromosom. Gejala yang dapat diamati adalah skrotumnya tidak membentuk buah zakar alias tampak kecil, menyerupai bibir vagina.

Sering juga disebut bingung kelamin (ambiguous genitalia). Atau, dapat pula ditandai dengan penis kecil sehingga tampak seperti klitoris, sementara skrotumnya sering disangka sebagai bibir vagina (labia).

Baca juga: Jika Hipertensi Dibiarkan, Apa yang Terjadi? Ini Risiko Komplikasinya...

Penanganan hermaphrodit tidak hanya secara medis (baik pembedahan maupun terapi hormonal), tetapi juga meliputi edukasi dan konseling bagi kedua orangtua anak tersebut.


7. Hernia

Hernia adalah turunnya usus ke kantung buah zakar akibat lemahnya selaput atau ligamen di antara perut bawah dan alat kelamin. Akibatnya, usus turun ke rongga di bawah rongga perut.

Awalnya, bisa sedikit, namun lama-kelamaan akan banyak dan akhirnya turun ke skrotum, sehingga mirip buah zakar. Usus yang turun ini pun lama-kelamaan akan mendesak testis, sehingga testis terjepit. Akibatnya, dapat menganggu aliran darah hingga menyebabkan terjadi nekrosis.

Baca juga: Kenali Pendarahan Otak, Penyebab Titiek Puspa Meninggal

Hernia dapat ditandai adanya benjolan pada umbilikus (pusar) atau pelipatan paha maupun kantong buah pelir pada anak laki-laki. Hernia pada pelipatan paha umumnya diketahui setelah benjolannya besar dan memberikan rasa sakit pada bayi dan anak tersebut. Itulah mengapa, bayi dan anak kerap menangis ketika merasakan nyeri yang sangat kuat.

Gejala lainnya: sakit atau nyeri pada daerah terjadinya hernia akibat terjepitnya isi kantong hernia tersebut. Jika yang terjepit usus, biasanya dapat disertai dengan muntah, perut kembung, dan gangguan buang air besar.

Untuk mengatasinya, dilakukan operasi guna mengembalikan posisi usus yang masuk ke kantong buah zakar (skrotum) tadi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
ternyata banyak juga yang harus diperhatikan waktu bayi lahir yaa #jernihberkomentar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau