KOMPAS.com - Kapan terakhir kali Anda mematikan gadget dan internet selama 24 jam? Bila jawabannya "sudah lupa" atau "tidak pernah", maka detoks digital adalah yang Anda butuhkan.
Hidup di dunia digital berarti kita menghadapi berbagai hal yang menuntut perhatian terus menerus. Email dari kantor, percakapan di grup chatting, media sosial, dan masih banyak lagi.
Masalahnya, tanpa disadari berbagai perangkat digital itu telah mendistraksi kita dari hal yang sedang kita lakukan, bahkan media sosial membuat kita merasa kesepian dan tidak puas dengan diri sendiri.
"Kita cenderung jadi membandingkan diri dengan orang lain, emosi kita seperti dibenturkan. Merasa iri mengapa hidup kita tak seperti orang yang kita lihat di media sosial," kata Adjie Silarus, praktisi meditasi.
Kepercayaan diri atau self esteem yang turun itu bisa menyebabkan kita membenci diri sendiri. Itu adalah gejala dari gangguan kecemasan media sosial atau social media anxiety disorder.
Gangguan kecemasan media sosial itu, menurut Adjie, bisa dialami siapa saja, tak terkecuali orang-orang yang kita anggap sudah terkenal dan memiliki banyak penggemar.
"Rasa tidak puas tidak pernah ada ujungnya. Siapa pun akan gampang membandingkan diri dengan orang lain," kata pria yang merupakan lulusan cum laude Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini.
Rasa iri, marah, kecemasan, dan berbagai emosi negatif lain sebenarnya merupakan racun bagi jiwa kita. Bila dibiarkan tentu dampaknya juga akan dirasakan oleh fisik.
Untuk mengatasinya, Adjie menyarankan agar kita secara rutin mengistirahatkan pikiran dan perasaan kita melalui meditasi.
"Sebaiknya setiap hari ada waktu-waktu tertentu, sekitar 5-10 menit untuk meditasi. Ini bisa jadi detoks emosional,' katanya.
Detoks emosional, lanjut Adjie, sangat erat kaitannya dengan detoks digital karena gadget harus diakui menjadi salah satu penyebab mengapa pikiran kita penuh.
"Baiknya mungkin seminggu berpuasa gadget, tapi untuk orang kantoran bisa pada hari Sabtu atau Minggu saja. Tujuannya agar pikiran tidak selalu gelisah,' imbuhnya.
Berpuasa gadget, akan mengembalikan kita pada ritme alami tubuh dan lingkungan sekitar. Manfaatkan waktu luang itu untuk melakukan berbagai hal yang sering kita abaikan dan berkomunikasi dengan orang terkasih secara nyata dan hadir sepenuhnya.
Dengan mempraktikkan meditasi secara rutin dan juga puasa gadget, menurut Adjie kita akan lebih melatih kesadaran diri secara penuh atau mindfulness. Kita pun menjadi waspada dan sadar sepenuhnya pada apa yang kita pikiran, ucapkan maupun perbuatan.
Mindfulness juga bisa membantu menghilangkan rasa cemas dan iri melihat orang lain yang dianggap lebih sukses. Pada akhirnya kita pun kembali menemukan ketenangan batin dan bahagia.