Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2016, 11:10 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

TANYA:

Dok saya mohon saran dokter. Sepupu saya tampaknya mengalami depresi atau stres. Sejak ia putus cinta, ia selalu mengurung diri di kamar. Sekarang dia juga tak mau lagi melanjutkan kuliah. Kerjanya hanya menangis dan melamun saja, padahal ia laki-laki. Makan pun jarang. Keluar rumah ia juga malas.

Oleh orangtuanya ia sekarang dititipkan ke pesantren yang katanya sudah biasa menangani orang stres. Tapi sepupu saya ini kirim WA ke saya bilang tidak betah dan ingin pulang. Sebenarnya, bagaimana penanganan yang tepat untuk saudara saya ini?
Wendi (21), Bandung

 
JAWAB
Wendi yang baik,

Gangguan jiwa memang memiliki karakteristik dan kondisi yang berbeda daripada gangguan medis fisik. Pasien biasanya memiliki gangguan di perasaan, perilaku dan pikirannya.

Inilah yang membuat kadang kesulitan bagi orang memahami gangguan jiwa apalagi jika mereka pikir bahwa gangguan jiwa hanya sesuatu yang berhubungan dengan ketidakmampuan orang menghadapi hidup. Padahal gangguan jiwa terjadi karena berbagai macam faktor.

Kita tahu bahwa tidak semua orang yang putus cinta akan mengalami masalah gangguan jiwa, tetapi bukan sedikit orang yang mengalami gangguan depresi bahkan menjadi gangguan psikotik karena putus cinta.

Perbedaan daya tahan tiap orang terhadap stres itu pula yang akan membedakan respon dari orang tersebut jika ada stresor. Penanganan dengan pendekatan psikologis dan spiritual memang bisa membantu penanganan kasus gangguan jiwa, tetapi ada beberapa hal yang juga memerlukan pengobatan dengan obat dari dokter jiwa.

Ada baiknya lagi jika kedua terapi baik psikologis dan psikofarmaka (terapi dengan obat) bisa berjalan seiring. Itu yang bisa saya sampaikan berkaitan dengan pertanyaan Anda. Semoga sepupu Anda bisa mendapatkan pengobatan yang baik untuk dirinya.

Salam Sehat Jiwa

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com