JAKARTA, KOMPAS.com - Stem cell atau sel punca merupakan terobosan baru dalam dunia medis. Sel punca bisa menggantikan sel-sel yang rusak atau memperbaiki sel yang rusak karena proses degeneratif atau penuaan.
Ketika suatu penyakit tidak bisa diobati dengan cara apapun, sel punca mungkin bisa mengatasinya.
Melihat kemampuan istimewa itu, akhirnya banyak produk mengaku stem cell. Label stem cell dianggap sangat menjual dan bisa ditawarkan dengan harga tinggi.
Salah satu yang mulai banyak beredar adalah produk kecantikan berupa krim "Stem Cell".
Menurut kepala Laboratorium Regenerative and Cellular Therapy (ReGeniC), Yuyus Kusnadi, penggunaan krim bukan termasuk terapi sel punca. Sebab, sel punca adalah sel hidup yang memiliki kemampuan meregenerasi dirinya sendiri dan mampu berdiferensiasi menjadi sel lain.
Sebelum diberikan ke manusia, sel punca diproses secara khusus dalam laboratorim dan harus steril atau bebas kontaminasi.
"Dalam krim, saya meyakini itu bukan sel hidup. Itu kan dijual begitu saja. Lalu, kandungan stem cell dari mana?" kata Yuyus dalam diskusi di Jakarta, Jumat (23/10/2016).
Dia mengungkapkan, terapi sel punca yang telah dilakukan uji klinis diberikan kepada manusia melalui infus dan langsung ke organ tubuh yang menjadi target, menggunakan alat bantu. Bukan diberikan melalui krim yang dioleskan maupun obat oral.
Sel punca yang digunakan pun selama ini berasal dari manusia, bukan dari hewan maupun tumbuhan. Meski demikian, Yuyus tak memungkiri bahwa sel punca memang bisa untuk mengatasi masalah kulit.
Yuyus mengungkapkan, dalam beberapa percobaan, sel punca bahkan pernah berhasil memperbaiki kasus luka bakar yang cukup parah. Tak heran, jika krim berlabel "Stem Cell" diklaim bisa membuat kulit keriput menjadi mulus kembali sehingga mengatasi masalah penuaan.
Lalu bagaimana jika krim tersebut memang bisa mengatasi keriput? Menurut Yuyus, bisa jadi pembuatan krim kecantikan berlabel stem cell itu menggunakan protein sel punca dari tumbuhan atau hewan.
Beberapa produk krim kecantikan memang menyebut menggunakan sel punca dari apel. Dalam penelitian, sekresi sel punca pun ternyata mengandung sejumlah senyawa yang bermanfaat.
Akan tetapi, apapun klaim produk tersebut, menurut Yuyus pastikan produk yang mengaku stem cell memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Produk-produk kecantikan juga harus melewati uji klinis untuk memastikan aman digunakan oleh manusia.
Principal Investigator Stem Cell and Cancer Institute itu mengatakan, jika proses pengolahan atau pencampuran dalam krim kecantikan tidak tepat, bisa saja memicu kanker kulit.
"Stem cell kalau dikerjakan benar tidak ada efek samping. Tapi kalau dia melakukan pelanggaran, efek samping tidak mustahil ada," kata Yuyus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.