Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2016, 15:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -Selain lipatan kulit, pada anak gemuk kerap ditemui garis kehitaman di bagian leher belakangnya. Orangtua terkadang menganggap itu adalah sisa daki yang belum dibersihkan, padahal guratan hitam itu bisa jadi tanda anak beresiko diabetes.

Berat badan berlebih memang menjadi salah satu faktor risiko munculnya penyakit diabetes. Itu sebabnya orangtua harus serius mencegah ataupun mengatasi obesitas pada anak.

"Memang seperti daki yang tidak dibersihkan. Padahal, garis-garis hitam di leher itu disebabkan oleh tingginya insulin dalam tubuh atau hiperinsulin," ujar dokter spesialis kedokteran olahraga, Michael Triangto dalam diskusi Peringatan Hari Obesitas Sedunia di Jakarta, Senin (31/10/2016).

Seseorang yang obesitas umumnya mengalami lonjakan insulin, hormon yang bekerja membantu penyerapan glukosa di sel-sel tubuh.

Konsumsi makanan tinggi gula atau kalori dapat membuat insulin meningkat dan akan bekerja lebih keras. Tetapi, lama-kelamaan kondisi ini dapat menyebabkan respon sel-sel tubuh terhadap insulin menurun atau disebut resistensi insulin.

Ketika sudah mengalami resistensi insulin, penyerapan gula dalam darah ke sel-sel tubuh menjadi tidak optimal. Akibatnya, kadar gula dalam darah menjadi tinggi dan akhirnya menyebabkan diabetes tipe dua. Kondisi ini yang harus dihindari pada anak-anak.

Sejatinya diabetes tipe dua adalah penyakit yang diderita oleh orang berusia lanjut. Namun, gaya hidup kurang sehat, seperti pola makan tidak diatur, kurang bergerak, dan kegemukan, membuat orang yang menderita penyakit ini semakin muda, bahkan anak-anak.

"Dalam melakukan aktivitas fisik, anak tidak perlu olahraga berat. Pada anak bisa olahraga sambil bermain," kata Michael.

Jika sudah terkena diabetes anak harus selalu mengontrol gula darahnya agar tidak menimbulkan komplikasi penyakit lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com