Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/11/2016, 17:05 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber The Sun

KOMPAS.com - Kurang tidur memang bisa meningkatkan berbagai macam risiko kesehatan, namun terlalu banyak tidur, yaitu lebih dari 10 jam, juga bisa meningkatkan risiko kanker bagi pria.

Studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Medicine mendapati, pria yang menghabiskan lebih dari 10 jam tidur lebih mungkin untuk mengembangkan kanker ketimbang pria yang tidur 7 hingga 8 jam.

“Pria yang tidur lebih dari 10 jam per hari, 40 persen lebih mungkin untuk mengembangkan kanker,” para ahli memperingatkan.

Penelitian yang dipimpin oleh para ilmuwan di Huazhong University of Science and Technology di China, melibatkan hampir 26.000 pria Cina setengah baya dan lebih tua yang telah pensiun dari Dongfeng Motor Corporation.

Peneliti menemukan, pria yang bekerja dalam shift malam, 27 persen lebih berisiko terkena kanker ketimbang mereka yang bekerja pada jam normal.

Bila shift malam membuat pria kurang tidur (kurang dari 6 jam) atau justru tidur lebih dari 10 jam, risiko terkena kanker meningkat menjadi 43 persen dan dua kali lebih mungkin untuk meninggal akibat penyakit mematikan.

Studi ini mengatakan bahwa orang-orang yang bekerja shift malam lebih berisiko terkena kanker karena bekerja di malam hari akan mengganggu siklus alami tubuh, ditambah dengan kurang tidur atau justru kelebihan tidur, termasuk paparan cahaya buatan, semuanya dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh, yang meningkatkan kemungkinan kanker berkembang.

Walau begitu, peneliti menekankan bahwa kanker timbul akibat efek gabungan antara tidur lebih dari 10 jam dan seringnya bekerja shift malam.

Sehingga, peneliti belum mendapati apakah tidur lebih dari 10 jam semalam bagi pria yang tidak bekerja shift malam akan tetap meningkatkan risiko kanker yang sama.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com