Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Keju Tak Menaikkan Kadar Kolesterol?

Kompas.com - 20/03/2017, 14:05 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Keju termasuk makanan gurih yang disukai banyak orang. Sayangnya, keju sering dipandang tak sehat.

Namun sebuah studi baru menemukan, bahwa keju sebenarnya baik untuk kita dan setidaknya keju tak memiliki reputasi seburuk itu.

Peneliti dari University College Dublin menyimpulkan, bahwa orang yang makan banyak keju lebih langsing dibandingkan dengan yang tidak. Keju pun sebenarnya tidak menaikkan kadar kolesterol.

Baca juga: 9 Buah Pelancar BAB yang Bantu Bersihkan Usus Kotor

Para periset meneliti dampak makan produk susu, yaitu susu, keju, yogurt, butter dan krim pada 1.500 orang usia antara 18 dan 90 tahun.

Mereka menemukan, bahwa orang yang mengonsumsi paling banyak produk susu memiliki indeks massa tubuh lebih rendah, persentase lemak tubuh lebih rendah, pinggang lebih ramping dan tekanan darah lebih rendah.

Ternyata pula ditemukan peserta yang makan produk susu rendah lemak memiliki kecenderungan kadar kolesterol lebih tinggi.

Baca juga: 6 Wilayah Ini Mulai Masuk Musim Kemarau pada April 2025, Mana Saja?

Tentu saja hal ini melawan saran kesehatan yang membatasi asupan lemak jenuh (pada keju) untuk menjaga kenormalan kadar kolesterol.

Kolesterol darah yang tinggi amat kuat berhubungan dengan peningkatan penyakit jantung dan stroke.

Studi ini memperkuat riset dari berbagai negara yang menemukan, lemak jenuh dari keju tak menaikkan kadar kolesterol darah karena kandungan nutrisi unik di dalamnya.

Baca juga: Daftar 10 Orang Terkaya di Dunia per 1 April 2025

"Hal yang kami lihat pada konsumen keju, mereka mengonsumsi asupan lemak jenuh lebih tinggi daripada yang bukan konsumen. Namun tak terdapat perbedaan pada kadar kolesterol LDL dengan mereka yang tak mengonsumsi," kata pemimpin penelitian Dr Emma Feeney.

"Kami harus mempertimbangkan tak hanya nutrisi itu sendiri, namun juga matriks di mana kita memakannya dan bagaimana pola makan keseluruhan. Jadi ini bukan soal makanan saja tetapi juga makanan lain yang dikonsumsi pula," tambahnya.

Menariknya, peneliti menemukan mereka yang makan lebih banyak keju pun mengonsumsi lebih banyak karbohidrat.

Dua peneliti mengatakan mereka sebelumnya dibayar oleh National Dairy Council Irlandia untuk menjadi pembicara. Tetapi, yang lain menyebutkan mereka tak memiliki konflik kepentingan di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Penyebab Gempa di Myanmar dan Thailand, Bisa Berdampak ke Indonesia?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau