Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nonton Star Wars: The Rise of Skywalker, Waspada Epilepsi Fotosensitif

Kompas.com - 15/12/2019, 20:30 WIB
Mahardini Nur Afifah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Film Star Wars: The Rise of Skywalker ditayangkan di sejumlah bioskop Indonesia, pada Rabu (18/12/2019).

Jelang penayangan film besutan JJ Abrams ini, Disney dan sejumlah pengelola bioskop mengumumkan beberapa bagian di film tersebut menampilkan efek kilatan cahaya.

Gambar dan adegan berulang berisi efek kilatan cahaya ini dapat membuat pengidap epilepsi fotosensitif tidak nyaman. Dampaknya bisa memicu kejang-kejang.

Penyakit epilepsi fotosensitif di saga terbaru Star Wars pun menjadi perbincangan. Apa itu epilepsi foto sensitif?

Baca juga: Disney Peringatkan Penonton Star Wars: The Rise of Skywalker, Picu Kejang-kejang 

Melansir Epilepsy Society, epilepsi fotosensitif adalah kondisi kejang-kejang karena dipicu kedipan lampu atau pola cahaya dan gelap yang kontras.

Saat melihat kilatan cahaya kontras dan berulang, orang normal maupun epilepsi fotosensitif, sama-sama merasa tidak nyaman atau disorientasi sesaat.

Namun untuk memutuskan seseorang mengidap epilepsi fotosensitif atau tidak, Anda perlu dites EEG (electroencephalogram).

Baca juga: Dokter di China Keliru Cabut Gigi dan Memasukkannya Kembali secara Paksa

Tes EEG bekerja dengan cara merekam aktivitas otak. Hasil tes dapat mendeteksi kelainan pada sistem kelistrikan otak.

Penyebab epilepsi fotosensitif

Melansir WebMD, epilepsi disebabkan kejang karena aktivitas listrik abnormal di otak.

Epilepsi umumnya disebabkan gangguan syaraf otak, keseimbangan neurotransmiter (pembawa pesan kimiawi di otak) terganggu, atau kombinasi keduanya.

Baca juga: Luapan Kecewa Eks Pegawai Hibisc, Tagih Janji Malah Dimarahi Dedi Mulyadi

Sedangkan untuk kasus epilepsi fotosensitif, terdapat peran genetika.

Prevalensinya, satu dari 100 orang di Amerika Serikat mengidap epilepsi, sebanyak 3-5 persen di antaranya memiliki epilepsi fotosensitif.

Kebanyakan pengidapnya anak-anak dan remaja berusia 7-19 tahun.

Baca juga: Idul Fitri 2025 Tanggal Berapa? Ini Kata Muhammadiyah, NU, dan Pemerintah

Anak perempuan lebih sering terkena epilepsi fotosensitif ketimbang anak laki-laki. Namun pengidap dari kalangan anak laki-laki lebih sering kejang-kejang.

Pemicu kejang-kejang pada pengidap epilepsi fotosensitif

Pada dasarnya, kejang-kejang pada pengidap epilepsi fotosensitif biasanya dipicu beberapa hal umum.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kapal Selam Wisata Tenggelam di Laut Merah, 6 Orang Tewas
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau