Di antaranya kilatan cahaya, gelap terang yang kontras misalkan warna putih dengan latar hitam, kedipan cahaya terang dengan latar sangat gelap, dan warna spesifik.
Dalam keseharian, pengidap epilepsi fotosensitif bisa kejang-kejang karena:
Orang-orang dengan epilepsi fotosensitif juga berisiko kejang-kejang dalam kondisi lelah, stres, mabuk, atau menatap layar terlalu lama tanpa istirahat.
Baca juga: Kenali Epilepsi dari Kematian Bintang Disney Channel Cameron Boyce...
Pengidap epilepsi fotosensis bisanya mengalami kejang-kejang yang spesifik disebut tonic-clonic.
Kejang-kejang tersebut berlangsung tidak lebih dari lima menit. Disertai gejala berikut:
Ketika kejang berakhir, otot-otot orang yang mengalami epilepsi fotosensitif akan kembali rileks dan kesadarannya berangsur-angsur pulih.
Namun pasien biasanya merasa bingung, lelah, sakit kepala, sampai hilang ingatan sementara.
Waktu pemulihan setelah kejang-kejang bagi pasien epilepsi fotosensitif bervariasi. Ada yang bisa kembali beraktivitas normal, namun ada juga yang butuh istirahat.
Begitu mendapati pengidap epilepsi fotosensitif kumat, kita tidak mungkin seketika menghentikan kejang-kejang.
Namun kita bisa membantu menolong mereka dengan cara berikut:
Tidak ada obat spesifik untuk menyembuhkan epilepsi fotosensitif. Namun, obat anti-epilepsi dapat mengurangi frekuensi kejang-kejang.
Selain itu, pengidap epilepsi fotosensitif juga dapat mengurangi kemungkinan kejang-kejang dengan menghindari penyebabnya.
Salah satunya, dengan menaati imbauan atau peringatan di film Star Wars: The Rise of Skywalker yang dirilis Disney.
Jika tidak sengaja kontak dengan pemicunya, pengidap epilepsi fotosensitif bisa menutup sebelah matanya dan menjauhkan kepalanya dari sumber gangguan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.