Bukti menunjukkan bahwa konsumsi tinggi gula dapat menyebabkan obesitas, peradangan dan trigliserida tinggi, hingga gula darah dan tekanan darah tinggi.
Baca juga: Manfaat Ajaib Tidur Nyenyak (1): Cegah Jerawat hingga Penyakit Jantung
Semua itu adalah faktor risiko penyakit jantung.
Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi gula, terutama dari minuman yang dimaniskan, telah dikaitkan dengan aterosklerosis, yakni penyakit yang ditandai oleh deposit lemak yang menyumbat arteri.
Sebuah studi yang melibatkan 30.000 orang lebih menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi 17-21 persen kalori dari gula tambahan memiliki risiko 38 persen lebih besar meninggal akibat penyakit jantung.
Persentase itu lebih tinggai dibandingkan dengan mereka yang hanya mengonsumsi 8 persen kalori dari gula tambahan.
Konsumsi tinggi karbohidrat olahan, termasuk makanan dan minuman manis, telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena jerawat.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti permen olahan dalat meningkatkan gula darah seseorang lebih cepat daripada makanan dengan indeks glikemik lebih rendah.
Makan makanan manis terbukti bisa cepat meningkatkan kadar gula dan insulin dalam darah sehingga menyebabkan peningkatan sekresi androgen, yakni produksi minyak dan peradangan yang memicu berkembangnya jerawat.
Mengonsumsi gula dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena kanker tertentu.
Dasarnya, konsumsi makanan dan minuman manis dapat menyebabkan obesitas yang secara signifikan meningkatkan risiko kanker.
Selain itu, konsumsi makanan dan minuman tinggi gula meningkatkan peradangan dalam tubuh dan dapat menyebabkan resistensi insulin sehingga meningkatkan risiko kanker.
Sebuah studi di lebih dari 430.000 orang menemukan bahwa konsumsi gula tambahan berkaitan erat dengan peningkatan risiko terkena kanker kerongkongan, kanker rongga dada dan kanker usus kecil.
Baca juga: Seri Baru jadi Ortu: 4 Bahaya jika Anak Sering Makan Makanan Manis
Makanan tinggi gula tambahan dapat meningkatkan kadar gula darah dan insulin yang menyebabkan peningkatan energi.
Namun, kenaikan tingkat energi ini cepat berlalu.
Konsumsi makanan sarat dengan gula tetapi minim protein, serat atau lemak dapat menyebabkan peningkatan energi singkat tapi diikuti oleh penurunan tajam dalam gula darah.
Kondisi ini sering disebut sebagai crash.
Untuk menghindari siklus pengurasan energi ini, pilihlah sumber karbohidrat yang rendah gula tambahan dan kaya serat.
Memasangkan karbohidrat dengan protein atau lemak adalah cara lain yang bagus untuk menjaga gula darah dan tingkat energi tetap stabil.
Misalnya, makan apel bersama dengan sedikit almond adalah camilan yang sangat baik untuk tingkat energi yang konsisten dan lama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.