Facemask merupakan masker sering ditemukan dalam praktik kehirupan sehari-hari.
Masker ini merupakan masker sekali pakai yang tidak terlalu melekat erat pada wajah pemakai.
Di fasilitas kesehatan, masker wajah biasanya digunakan oleh dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lain saat menangani pasien.
Baca juga: Cegah Penularan, Pasien Tuberkulosis Harus Pakai Masker
Masker ini diyakini dapat mencegah berpindahnya partikel besar dari cairan tubuh yang mungkin mengandung virus dari bersin atau batuk pasien.
Menjadi kekurangan, masker wajah tidak dapat mencegah berpindahnya kontaminan kecil yang berpindah melalui udara.
2. Respirator
Respirator atau dikenal juga dengan masker respirator N95 merupakan masker yang dirancang khusus untuk melindungi pemakai dari partikel kecil di udara yang mungkin mnegandung virus.
Masker ini telah disertifikasi oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Nama N95 sendiri berasal dari kemampuan masker ini untuk menyaring 95 persen partikel udara.
Selain petugas kesehatan, masker respirator juga biasa digunakan oleh pekerja yang intens bersinggungan dengan bahan kimia seperti cat atau pewarna.
Berbeda dengan masker wajah, respirator dapat menutupi sempurna wajah sang pemakai.
Pasalnya, respirator telah dirancang agar dapat melekat sempurna pada wajah dan tidak menyisakan celah sedikitpun bagi virus untuk masuk.
Namun sayangnnya, bentuk respirator ini terbilang kurang ramah jika digunakan dalam aktivitas sehari-hari.
Pada tahun 2010, CDC memperbarui alur pencegahan flu yang telah mereka keluarkan.
Mereka merekomendasikan penggunaan masker bagi para petugas kesehatan ketika melakukan kontak dengan penderita flu.