Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/12/2019, 14:00 WIB

Bisa sebabkan kematian

Kabar buruknya lagi, patah hati dapat menyebabkan depresi yang meningkatkan risiko penyakit jantung hingga kematian.

Melansir dari Hello Sehat, pada saat seseorang mengalami depresi, terjadi ketidakseimbangan senyawa kimia (neurotransmitter) dalam tubuh. Kondisi ini bisa memicu kekacauan dua jalur kimia dalam tubuh.

Dua jalur tersebut yakni sistem saraf autonom yang mengatur tekanan darah dan pembuluh darah, dan jalur HPA yang menghubungkan otak dengan kelenjar adrenal.

Kacaunya sistem saraf autonom akan mengakibatkan tekanan darah meningkat dan kemampuan jantung menurun. Kondisi ini diketahui memicu timbulnya serangan jantung.

Sementara itu, kekacauan pada jalur HPA menyebabkan penyumbatan pembuluh darah oleh lemak yang juga memicu serangan jantung.

Baca juga: Pasangan Alami Depresi Akibat Sakit Kronis, Apa yang Harus Dilakukan?

Bukan rahasia lagi, serangan jantung itu kini menjadi penyebab kematian paling umum.

Selain itu, depresi akibat patah hati juga bisa memicu keinginan seseorang untuk bunuh diri.

Dalam kebanyakan kasus, dorongan untuk bunuh diri ini dilatarbelakangi oleh gangguan jiwa kronis yang tidak terobati.

Cara mengatasi

Melansir dari Health Line, konselor pasangan Courtney Nesbitt, L.C.S.W., menyebut hanya waktu yang bisa menyembuhkan patah hati.

Namun, kita bisa meminimalisir efek negatif dari patah hati itu dengan tetap aktif meski merasa malas.

Kita juga bisa melakukan hal positif lain, seperti mempertahankan kebiasaan makan yang sehat dan tidak menarik diri dari lingkaran sosial.

"Banyak orang berusaha untuk kembali dengan mantan kekasih yang telah meninggalkannya. Padahal, bertahan dalam hubungan yang menyakitkan itu hanya memperbesar luka," ucap Courtney.

Oleh karena itu, Courtney merekmomendasikan kita untuk menahan diri agar tidak menghubungi mantan kekasih, termasuk lewat media sosial.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber Healthline,
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+