KOMPAS.com - Patah hati bisa jadi terlihat sepele. Banyak orang mungkin pernah merasakannya.
Jika dikontrol, perasaan sedih dan gelisah akibat patah hati ternyata memiliki efek besar bagi kesehatan.
Sebuah riset pada tahun 2010 yang dimuat dalam Journal of Neurophysiology membuktikan perpisahan dengan orang yang dicintai membuat otak mengirimkan sinyal rasa sakit ke sekujur tubuh dan menimbulkan berbagai gejala awal serius.
Riset tersebut dilakukan dengan meneliti 15 orang yang baru saja putus cinta. Mereka diminta untuk memandangi foto mantan kekasih masing-masing.
Hasil pemeriksaan menunjukkan area tertentu dalam otak para obyek penelitian yang bisa memicu rasa sakit tampak beraktivasi saat melihat foto sang mantan.
Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.
Baca juga: Sering Stres dan Gampang Emosi, Waspadai Sindrom Patah Hati
Hal ini menunjukan adanya penolakan serta rasa sakit secara emosional dan fisik pada mereka yang baru perpisah.
Gejala awal seseorang yang putus cinta biasanya berupa penurunan nafsu makan dan susah tidur.
Hal itu bisa terjadi karena terjadi penurunan kadar dopamine dan oxytocin, yakni senyawa kimia yang membuat bahagia.
Senyawa itu kemudian digantikan oleh kadar kortisol atau hormon stress yang melejit naik.
Kortisol yang diproduksi juga akan menghambat aliran darah masuk ke dalam saluran pencernaan. Akibatnya, produksi asam lambung meningkat dan memberikan rasa tidak nyaman dalam perut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.