KOMPAS.com - Penyakit kutil kelamin memiliki gejala klinis yang beraneka ragam, mulai dari bintil-bintil kecil, berbentuk datar, bertekstur halus, sampai berwujud kasar seperti jengger ayam.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, Sp.KK (K), FINSDV, FAADV, menerangkan ukuran kutil kelamin pun bisa bermacam-macam.
Menurut dia, ada kutil kelamin yang hanya berukuran 0.2 milimeter. Tapi ada juga yang sampai sebesar buah melon yang disebut dengan kondiloma raksasa (Giant condyloma).
Baca juga: Serba-serbi Penyakit Sifilis, Gejala hingga Cara Penularannya
Staf pengajar di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu menyebut pertumbuhan kutil kelamin relatif lambat, bahkan terkadang mulanya tidak menunjukkan gejala klinis apapun sehingga sering diabaikan.
Namun biasanya, gejala awal penyakit kutil kelamin bentuk benjolan berukuran kecil-kecil yang muncul di sekitar kemaluan.
Kutil kelamin merupakan penyakit yang ditularkan secara langsung melalui hubungan seksual atau kontak seksual.
Penyebabnya adalah virus Human papillomavirus (HPV).
Anggota Kelompok Studi Infeksi Menular Seksual Indonesia itu menyebut terdapat sekitar 150 strain atau tipe virus HPV.
Beberapa tipe virus ini juga menyebabkan kutil tumbuh pada tangan, kaki, pergelangan, hingga wajah.
Sedangkan virus HPV yang menyerang area genital dan sekitarnya bisa dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu HPV high risk dan HPV low risk.
Disebut high risk karena potensi virus HPV tersebut dapat menyebabkan kanker di daerah genital dan sekitarnya.
Pada wanita sering menyebabkan kanker rahim, sedangkan pada pria dapat menyebabkan kanker penis.
Baca juga: Jumlah Penderitanya Naik, Ini yang Perlu Diketahu Tentang Sifilis
Pada komunitas homoseksual risiko kanker terjadi pada anus atau kanker rektum.
Pras menerangkan tipe HPV yang sering menyebabkan kutil kelamin, yakni:
Sementara tipe virus yang termasuk HPV high risk yang dapat menyebabkan kanker, antara lain:
Sedangkan HPV tipe selain itu termasuk low risk.
"Potensi untuk menyebabkan terjadinya kanker rahim atau kanker penis rendah," jelas Pras ketika diwawancara Kompas.com, Minggu (5/1/2020).
Ketua Kelompok Studi Herpes Indonesia itu menambahkan risiko lain yang perlu diwaspadai dalam penanganan kutil kelamin, yakni menjad pemicu terjadinya HIV/AIDS.
"Kutil kelamin seperti sifilis, herpes genitalis, bacterial vaginosis merupakan jenis IMS yang memudahkan terjadinya transmisi HIV/AIDS," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.