Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/01/2020, 15:30 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Sumber Cancer.org

Saat memutuskan obat kemoterapi untuk pasien, dokter akan mempertimbangkan stadium, karakteristik kanker, status menopause, kondisi hamil, sampai perawatan lain yang dijalani.

Kemoterapi untuk pasien kanker payudara stadium awal (stadium I, IIA, IIB, dan beberapa stadium III) biasanya diberikan setelah operasi.

Tujuannya, untuk menghilangkan sisa sel kanker yang kemungkinkan belum bersih setelah pasien dioperasi.

Baca juga: Kenali Faktor Risikonya, Berikut 10 Cara Efektif Mencegah Kanker

Kemoterapi untuk pasien kanker payudara stadium awal juga berfungsi mencegah kanker kembali menyerang.

Di beberapa kasus, kemoterapi diberikan sebelum operasi. Gunanya untuk meminimalkan tumor sehingga jaringan yang diangkat lebih sedikit.

Sedangkan untuk pasien kanker payudara stadium lanjut (beberapa stadium III dan staidum IV), kemoterapi digunakan untuk membasmi sel kanker yang telah menyebar sebanyak mungkin.

Seperti kemoterapi untuk pasien kanker payudara stadium awal, prosedur penanganan untuk pasien stadium lanjut juga berbeda-beda, disesuaikan kondisi masing-masing.

Jika salah satu obat kemoterapi diberikan dan kankernya tidak merespons, dokter kemungkinan merekomendasikan obat berbeda.

Di beberapa kasus, kemoterapi juga acapkali dikombinasikan dengan terapi hormon dan pengobatan lain.

Baca juga: Kanker Kolorektal Ancam Pria Indonesia, Berikut Cara Mencegahnya

Angin segar pengobatan kanker payudara tanpa kemoterapi

Forum pertemuan ahli onkologi di Chicago, Amerika Serikat, pada pertengahan 2018 lalu membahas kemungkinan pengobatan penderita kanker payudara stadium awal tanpa kemoterapi setelah operasi.

Melansir laman Cancer.org, studi yang diterbitkan di New England Journal of Medicine lalu menyatakan, tes genetika dapat membantu pasien kanker payudara dalam kondisi tertentu tanpa kemoterapi.

Kondisi tersebut meliputi status pasien masih dalam stadium awal, kondisi tumor masih kecil, dan belum menyebar ke kelenjar getah bening.

Studi tersebut melibatkan 10.000 pasien kanker payudara HER2-positif (kanker yang disebabkan kelebihan protein human epidermal growth factor receptor 2), dengan kondisi kanker masih stadium awal.

Tumor pasien tersebut diuji secara genetika untuk melihat kemungkinan kanker kembali menyerang setelah perawatan awal.

Dari tes genetika dan pengambilan sampel biopsi tumor pasien, peneliti membuat skor nol sampai 100.

Pasien yang skornya kurang dari atau sama dengan 10, tidak memerlukan kemoterapi.

Skor di atas 25, sudah pasti perlu kemoterapi. Sedangkan skor 11 sampai 25, kebutuhan kemoterapinya masih belum jelas.

"Hasil studi ini dapat menjadi pertimbangan beberapa pasien kanker payudara tahap awal bisa aman tanpa kemoterapi," kata Kathy Albain, MD, salah satu perwakilan peneliti.

Namun, para ahli memperingatkan, angin segar bagi pengobatan kanker payudara tersebut tidak berlaku saat kondisi tumor pasien sudah membesar atau kondisi kanker sudah menyebar (metastasis).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau