Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Adopsi Anak Bisa Memancing Kehamilan?

Kompas.com - 21/01/2020, 07:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Pasangan yang sudah lama menikah tapi tak kunjung juga memiliki momongan, acap kali mendapat saran dari orang lain untuk mengadopi anak.

Hal itu diyakini bisa menjadi "pancingan" supaya mereka dapat segera memiliki anak kandung.

Namun, menurut Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS JIH Solo, dr. Bima Suryantara, Sp.OG (K), pandangan tersebut hanyalah mitos yang berkembang di masyarakat.

"Tetap mitos kalau dilihat sehabis adopsi lalu masalah infertilitasnya bisa selesai. Tidak bisa begitu," kata Bima saat diwawancara Kompas.com, Senin (20/1/2020).

Terkait adanya kasus pasangan yang berhasil memiliki keturunan setelah adopsi, menurut dia, hal itu bisa saja terjadi.

Baca juga: Benarkah Ibu Hamil Tak Boleh Pelihara Kucing?

Tetapi, Bima memandangan, kemungkinan atau persentasenya sama besar dengan pasangan yang tidak melakukan adopsi.

Artinya, kata dia, setiap pasangan mau adopsi atau tidak, masih mungkin memiliki keturunan jika mampu mengeliminasi berbagai faktor yang dapat menurunkan peluang kehamilan sang istri.

Solusi bisa hamil

Bima menerangkan pasangan yang sudah lama menikah tapi tak kunjung diberi momongan bisa saja masih subur.

Mereka mungkin tak kunjung berhasil memperoleh anak karena memiliki faktor-faktor yang dapat menurunkan peluang kehamilian, di antaranya yakni:

  • Melakukan gaya hidup tidak sehat
  • Obesitas
  • Kekurangan berat badan
  • Alami gangguan kesehatan tertentu
  • Stres dalam tingkatan cukup tinggi

Boleh saja mitos itu dilakukan

Bima mengutarakan mitos adopsi sebagai "pancingan" sah-sah saja dilakukan oleh para pasangan yang yakin jika hal itu bisa membuat mereka terhindar dari faktor-faktor yang dapat menurunkan peluang kehamilan.

Baca juga: Apakah Boleh Berhubungan Badan Saat Hamil 2 Bulan?

"Mungkin dari sisi stres, bisa berkurang setelah pasangan ini mengadopsi anak. Hidup mereka juga bisa berubah menjadi lebih teratur atau lebih baik setelah mengasuh anak," jelas Bima.

Namun, dia menganjurkan, pasangan suami istri yang masih kesulitan mendapatkan momongan lebih baik sama-sama berkonsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan besar adopsi anak.

 

"Ada baiknya pasutri berikhtiar dulu mencari penyebab masalah dan solusi infertilitasnya," terang Bima.

Penyebab infertilitas

Menurut Bima, penyebab infertilitas atau terkadang disebut kemandulan pada setiap pasangan bisa berbeda-beda.

Bisa hanya dari faktor istri. Bisa hanya dari faktor suami. Bisa juga dari faktor keduanya.

Faktor infertilitas pada istri bisa bisa karena gangguan siklus haid atau sumbatan saluran telur.

Sedangkan faktor pada suami, seperti penurunan kualitas sperma.

Setelah diketahui penyebabnya, dokter akan merekomendasikan program kehamilan yang cocok untuk pasangan tersebut.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Wanita Gemuk Susah Hamil?

Beberapa program kehamilan yang bisa ditempuh, antara lain:

  • Program alamiah
  • Program inseminasi
  • Program bayi tabung

Jika ternyata penyebab infertilitas tersebut sulit dikoreksi dan kecil sekali kemungkinan bagi pasangan tersebut untuk punya anak, dokter barulah biasanya akan menawarkan untuk program adopsi anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Health
Jangan Tunggu Harus Operasi, Ini Cara Mengobati Pengapuran Lutut Sejak Dini
Jangan Tunggu Harus Operasi, Ini Cara Mengobati Pengapuran Lutut Sejak Dini
Health
Kylian Mbappe Sakit Dilarikan ke RS karena Gangguan Lambung Gastroenteritis, Penyakit Apa Itu?
Kylian Mbappe Sakit Dilarikan ke RS karena Gangguan Lambung Gastroenteritis, Penyakit Apa Itu?
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau