KOMPAS.com - Pikun yang kerap dialami orang lanjut usia merupakan bagian dari menurunnya kemampuan intelektual.
Kondisi ini membuat penderitanya tidak mampu berkonsentrasi, mengingat informasi dan menilai sesuatu dengan tepat.
Pikun memang bagian dari proses penuaan. Namun, mereka yang berusia muda juga bisa mengalami kepikunan.
Hal ini biasanya disebabkan oleh cedera kepala dan trauma psikologis parah.
Baca juga: Studi Buktikan Pikun Berkaitan dengan Kepribadian saat Remaja
Gejala pembekuan darah di otak tak hanya sakit kepala. Penderita juga bisa merasakan gangguan penglihatan sampai koordinasi tubuh.
Melansir Hello Sehat, penyakit pikun bisa disebabkan karena kerusakan struktur sistem sinyal otak yang mengendalikan emosi dan ingatan.
Kondisi tersebut disebabkan oleh gangguan otak atau penyakit saraf.
Faktor lain penyebab pikun adalah kelainan tiroid, ginjal, dan hati. Masalah kejiwaan seperti stres, kecemasan atau depresi, juga bisa membuat orang lebih cepat lupa dan dapat dikira terkena demensia.
Pengobatan berlebihan atau dehidrasi juga dapat menyebabkan seseorang menunjukkan tanda-tanda pikun dan mengarah pada diagnosis palsu penyakit Alzheimer.
Selain itu, penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol juga berisiko tinggi mengalami kepikunan.
Meski pikun bagian dari penuaan, hal ini bisa dicegah dengan cara berikut:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.