Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Asal Pilih Sunscreen, Ini Rekomendasi Dokter Spesialis Kulit

Kompas.com - 04/02/2020, 12:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Ada beberapa hal yang perlu diketahui seseorang saat ingin memakai sunscreen.

Adniana menerangkan formulasi tabir surya melibatkan empat tahapan penting, berikut pertimbangannya:

  1. Pemilihan produk tabir surya sesuai mekanisme target yang diinginkan
  2. Pilihan bahan aktif yang ada dalam tabir surya
  3. Vehiculum atau bahan lain yang ditambahkan dalam produk kosmetik
  4. Optimasi produk

"Sunscreen memiliki karakteristik unik karena bersifat individual. Ini pentingnya konsultasi pada dokter spesialis kulit dan kelamin lebih dulu sebelum menggunakan bahan ini," ujar Adniana.

Adniana menjelaskan formulasi yang baik pada sediaan tabir surya adalah produk yang bisa membentuk film secara kontinyu pada lapisan kulit.

Penetrasi bahan organik ke dalam kulit jelas harus diminimalkan. Tabir surya organik biasanya diformulasikan sebagai lotion dan salep ringan. Pada aplikasinya, sunscreen ini akan membentuk film tipis pada permukaan kulit yang memberi perlindungan terhadap paparan UV.

Suncreen yang direkomendasikan

Dalam memilih tabir surya, siapa saja kiranya perlu mempertimbangkan nilai sun protection factor (SPF).

SPF dalam sebuah produk pelindung matahari akan memberi tahu sebaik apa produk tersebut dalam melindungi kulit dari sengatan matahari.

Angka SPF adalah penentu seberapa lama seseorang diprediksi dapat berada di bawah sinar matahari tanpa terbakar selama memakai produk yang mengandung sunscreen itu.

Adniana menjelaskan SPF mengacu pada kemampuan tabir surya untuk mencegah perkembangan eritema setelah terpapar radiasi UV.

Nilai SPF sebagian besar ditentukan dengan menggunakan pendekatan in vivo, tetapi juga bisa menggunakan metode spektrofotometri in vitro serta metode silico yang menggunakan model komputer.

"Kemampuan dan besaran nilai SPF inilah yang sering dijadikan modal promosi produk-produk kosmetika yang mengandung tabir surya," kata Adniana

Selain SPF, ada istilah faktor perlindungan imun (IPF) yang mengacu pada kemampuan produk tabir surya untuk mencegah imunosupresi imbas UV.

IPF dapat dinilai dengan metode kompleks seperti kemampuan tabir surya untuk menghambat kepekaan (elisitasi kontak) atau reaksi hipersensitivitas tipe tertunda terhadap alergen seperti dinitroklorobenzena (DNCB) dan nikel.

Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (1): Gejalanya Kerap Tak Disadari

IPF dianggap berkorelasi lebih baik dengan perlindungan UV-A (Aging atau penuaan) dibandingkan dengan SPF dari tabir surya.

Baik Adniana maupun Pras menilai, sebenarnya lebih penting mempertimbangkan nilai IPF  daripada nilai SPF ketika memilih tabir surya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau