Dalam memilih tabir surya, siapa saja kiranya perlu mempertimbangkan nilai sun protection factor (SPF).
SPF dalam sebuah produk pelindung matahari akan memberi tahu sebaik apa produk tersebut dalam melindungi kulit dari sengatan matahari.
Angka SPF adalah penentu seberapa lama seseorang diprediksi dapat berada di bawah sinar matahari tanpa terbakar selama memakai produk yang mengandung sunscreen itu.
Adniana menjelaskan SPF mengacu pada kemampuan tabir surya untuk mencegah perkembangan eritema setelah terpapar radiasi UV.
Nilai SPF sebagian besar ditentukan dengan menggunakan pendekatan in vivo, tetapi juga bisa menggunakan metode spektrofotometri in vitro serta metode silico yang menggunakan model komputer.
"Kemampuan dan besaran nilai SPF inilah yang sering dijadikan modal promosi produk-produk kosmetika yang mengandung tabir surya," kata Adniana
Selain SPF, ada istilah faktor perlindungan imun (IPF) yang mengacu pada kemampuan produk tabir surya untuk mencegah imunosupresi imbas UV.
IPF dapat dinilai dengan metode kompleks seperti kemampuan tabir surya untuk menghambat kepekaan (elisitasi kontak) atau reaksi hipersensitivitas tipe tertunda terhadap alergen seperti dinitroklorobenzena (DNCB) dan nikel.
Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (1): Gejalanya Kerap Tak Disadari
IPF dianggap berkorelasi lebih baik dengan perlindungan UV-A (Aging atau penuaan) dibandingkan dengan SPF dari tabir surya.
Baik Adniana maupun Pras menilai, sebenarnya lebih penting mempertimbangkan nilai IPF daripada nilai SPF ketika memilih tabir surya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.