KOMPAS.com – Film atau tayangan video dari berbagai sumber dapat mempresentasikan kepada anak-anak maupun orang dewasa suatu gambar dunia yang penuh harapan.
Begitu juga sebaliknya, film dan tayangan video bisa juga mengemukakan suatu gambar dunia yang penuh dengan kekhawatiran, ketakutan, hingga impian tanpa batas.
Film atau tayangan yang menunjukkan tindakan kekerasan yang ditonton anak-anak bahkan dapat meninggalkan suatu impresi gambaran dunia dan masyarakat yang membahayakan serta penuh kecurigaan.
Baca juga: Ini 11 Efek Buruk dari Suka Marah Selain Bikin Darah Tinggi
Oleh mereka, orang lain akhirnya selalu dianggap sebagai seseorang yang harus diwaspadai.
Anak-anak kemudian memulai hidup dengan keyakinan bahwa orang lain tak pantas dipercaya.
Dalam buku Bungai Rampai Psikologi Perkembangan Dari Anak Sampai Usia Lanjut (2004) yang disunting oleh Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, dijelaskan bahwa dampak tayangan kekerasan terhadap anak-anak masih banyak diperdebatkan.
Ada banyak orang yang tidak yakin bahwa film atau tayangan kekerasan dapat menimbulkan perilaku agresif pada anak-anak yang menyaksikannya.
Mereka mungkin akan mengatakan belum ada cukup bukti yang mendukung pendapat itu.
Tetapi para ahli yang telah meneliti hal tersebut, menegaskan bahwa ada pengaruh tayangan kekerasan pada perilaku agresif anak-anak.
Dampak negatif itu sudah dipertegas oleh American Psychological Association (APA) dalam laporan mereka berjudul Big World, Small Screen: The Role of Television in American Society pada tahun 1992.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.