KOMPAS.com – Saat si kecil berulah atau bersikap buruk, sebagian orangtua biasanya refleks memarahi anak.
Namun, refleks marah yang dilakukan para orangtua kepada buah hatinya jangan pernah dianggap sepele.
Beberapa di antara kita beranggapan, masalah selesai ketika orangtua yang habis memarahi anaknya menyesal, lantas meminta maaf.
Baca juga: Cara Mudah Aktivasi MFA ASN Digital dan Solusinya jika Gagal
Padahal, kenyataannya tidak semudah itu. Sikap marah orangtua pada anak dapat meninggalkan luka mendalam pada diri putra atau putrinya.
dr. Nurul Afifah dalam bukunya berjudul Don’t Be Angry, Mom: Mendidik Anak tanpa Marah (2019), menerangkan ada akibat luar biasa yang harus dipahami orangtua sebelum melampiaskan rasa marah.
Dokter yang sering mengisi acara parenting dan aktif berbagai tips pengasuhan lewat @bundatalk itu menyebut, anak menderita banyak kerugian saat dimarahi orangtua.
Kemarahan orangtua bisa berdampak negatif pada fisik maupun psikis anak.
Baca juga: Benarkah Pola Asuh Tentukan Kepribadian Anak Sulung, Tengah, dan Bungsu bak Film NKCTHI?
1. Kerusakan atau kematian sel-sel otak anak
Nurul mengungkapkan suara keras dan bentakan yang keluar dari mulut orangtua dapat merusak atau menggugurkan pertumbuhan sel otak anak.
Satu bentakan atau perkataan kasar saja dapat membunuh lebih dari satu miliar sel otak anak.
Baca juga: Hasil Piala Asia U17 2025: Uzbekistan ke ke Semifinal, Tunggu Pemenang Indonesia Vs Korut
Lebih parah lagi, satu pukulan atau cubitan yang disertai dengan bentakan bisa jadi membunuh bermiliar-miliar sel otak.
Dia menganjurkan para orangtua lebih banyak memberikan pujian.
“Bila anak mendapatkan satu pujian, pelukan, dan kasih sayang, maka rangkaian otak mereka akan terbentuk indah,” tulis Nurul.
Baca juga: Lirik Lagu Selalu Ada di Nadimu - BCL Soundtrack Jumbo, Kalau Nanti Badai Kan Datang
Dengan begitu, kecerdaasan anak berpotensi meningkat karena otak mereka mengalami perkembangan yang cepat.
2. Jantung lelah
Nurul mengutip pernyataan ahli dr. Godeliva Maria Merry, M.Si, membentak anak menyebabkan kinerja jantung anak berdetak lebih cepat.
Akibatnya, jantung anak lebih lelah daripada dalam kondisi normal.
3. Masalah lambung
Baca juga: Ketika Vonis Bisa Dibeli, Ini Rentetan Skandal Hakim yang Terima Suap untuk Atur Putusan
Anak yang sering mendapat ancaman dan bentakan dari orangtua cederung mengalami stres.
Stres ini dapat menyebabkan lambung lebih sensitif terhadap jumlah asam dan nyeri.