Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati Orangtua, Marah pada Anak Sebabkan 11 Dampak Fatal

Kompas.com - 06/01/2020, 09:00 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Saat si kecil berulah atau bersikap buruk, sebagian orangtua biasanya refleks memarahi anak. 

Namun, refleks marah yang dilakukan para orangtua kepada buah hatinya jangan pernah dianggap sepele.

Beberapa di antara kita beranggapan, masalah selesai ketika orangtua yang habis memarahi anaknya menyesal, lantas meminta maaf.

Baca juga: Cara Mudah Aktivasi MFA ASN Digital dan Solusinya jika Gagal

Padahal, kenyataannya tidak semudah itu. Sikap marah orangtua pada anak dapat meninggalkan luka mendalam pada diri putra atau putrinya. 

dr. Nurul Afifah dalam bukunya berjudul Don’t Be Angry, Mom: Mendidik Anak tanpa Marah (2019), menerangkan ada akibat luar biasa yang harus dipahami orangtua sebelum melampiaskan rasa marah.

Dokter yang sering mengisi acara parenting dan aktif berbagai tips pengasuhan lewat @bundatalk itu menyebut, anak menderita banyak kerugian saat dimarahi orangtua.

Kemarahan orangtua bisa berdampak negatif pada fisik maupun psikis anak.

Baca juga: Benarkah Pola Asuh Tentukan Kepribadian Anak Sulung, Tengah, dan Bungsu bak Film NKCTHI?

Dampak psikis

1. Kerusakan atau kematian sel-sel otak anak

Nurul mengungkapkan suara keras dan bentakan yang keluar dari mulut orangtua dapat merusak atau menggugurkan pertumbuhan sel otak anak.

Satu bentakan atau perkataan kasar saja dapat membunuh lebih dari satu miliar sel otak anak.

Baca juga: Hasil Piala Asia U17 2025: Uzbekistan ke ke Semifinal, Tunggu Pemenang Indonesia Vs Korut

Lebih parah lagi, satu pukulan atau cubitan yang disertai dengan bentakan bisa jadi membunuh bermiliar-miliar sel otak.

Dia menganjurkan para orangtua lebih banyak memberikan pujian.

“Bila anak mendapatkan satu pujian, pelukan, dan kasih sayang, maka rangkaian otak mereka akan terbentuk indah,” tulis Nurul.

Baca juga: Lirik Lagu Selalu Ada di Nadimu - BCL Soundtrack Jumbo, Kalau Nanti Badai Kan Datang

Dengan begitu, kecerdaasan anak berpotensi meningkat karena otak mereka mengalami perkembangan yang cepat.

2. Jantung lelah

Nurul mengutip pernyataan ahli dr. Godeliva Maria Merry, M.Si, membentak anak  menyebabkan kinerja jantung anak berdetak lebih cepat.

Akibatnya, jantung anak lebih lelah daripada dalam kondisi normal.

3. Masalah lambung

Baca juga: Ketika Vonis Bisa Dibeli, Ini Rentetan Skandal Hakim yang Terima Suap untuk Atur Putusan

Anak yang sering mendapat ancaman dan bentakan dari orangtua cederung mengalami stres.

Stres ini dapat menyebabkan lambung lebih sensitif terhadap jumlah asam dan nyeri.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Komentar
saya sering dibanding bandingin sama anak tetangga dan disuruh tukar anaknya sama anaknya tetangga gamau punya anak saya katanya sampe sekarang masih seperti itu, saya udah 20 tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau