Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/03/2020, 19:31 WIB

KOMPAS.com - Mengompol atau enuresis pada anak-anak usia di bawah 5 tahun bisa dibilang adalah sesuatu yang wajar.

Hal ini dikarenakan, anak-anak pada usia tersebut dianggap belum bisa belajar mengendalikan kandung kemih.

Sementara, jika mengompol terjadi pada anak-anak usia lebih dari 6 tahun, para orangtua sebaiknya memeriksanakan kondisi anak ke dokter spesialis.

Baca juga: Infeksi Saluran Kemih: Gejala hingga Alasan Wanita Lebih Rentan Alami

Begitu juga mengompol yang terjadi pada orang dewasa. Siapa yang sering mengalami peristiwa itu dianjurkan segera berkonsultasi dengan dokter.

Melansir buku Ayo Bangun! dengan Bugar karena Tidur yang Benar (2009) karya Dr. Andreas Prasadja, RPSGT, mengompol adalah masalah tidur yang umum ditemui pada anak-anak.

Pada anak di bawah usia 5 tahun, mengompol masih dianggap normal karena disebabkan oleh fungsi kandung kemih dan sistem pengendalian kencing yang belum matang.

Biasanya, dengan bertambahnya usia, fungsi tersebut akan semakin matang atau sempurna.

Dengan begitu, kebiasaan mengompol pun akan hilang dengan sendirinya.

Penyebab mengompol pada orang dewasa

Kebiasan mengompol yang terjadi pada anak di usia lebih dari 6 tahun maupun orang dewasa bisa menjadi tanda dari adanya suatu penyakit fisik atau masalah psikologis.

Berikut ini beberapa penyakit yang mungkin menjadi penyebab anak usia di atas 6 tahun atu orang dewasa masih saja mengompol:

  1. Diabetes
  2. Gangguan ginjal
  3. Masalah saraf
  4. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa mengompol bisa juga menjadi tanda terjadinya sleep apnea, apalagi jika disertai dengan tidur mendengkur
  5. Infeksi saluran kemih (ISK), jika disertai dengan mengompol di siang hari, sakit perut, dan rasa sakit ketika kencing
  6. Ketidakseimbangan hormonal
  7. Keterlambatan perkembangan sistem saraf pusat
  8. Gangguan saraf tulang belakang dan lubang saluran kemih
  9. Memiliki kandung kemih kecil
  10. Tekanan berlebih pada kandung kemih, terutama disebabkan oleh gangguan pengeluaran kotoran sehingga akumulasi kotoran pada usus besar akan menekan kandung kemih tersebut

Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (1): Gejalanya Kerap Tak Disadari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+