KOMPAS.com - Mengompol atau enuresis pada anak-anak usia di bawah 5 tahun bisa dibilang adalah sesuatu yang wajar.
Hal ini dikarenakan, anak-anak pada usia tersebut dianggap belum bisa belajar mengendalikan kandung kemih.
Sementara, jika mengompol terjadi pada anak-anak usia lebih dari 6 tahun, para orangtua sebaiknya memeriksanakan kondisi anak ke dokter spesialis.
Baca juga: Infeksi Saluran Kemih: Gejala hingga Alasan Wanita Lebih Rentan Alami
Begitu juga mengompol yang terjadi pada orang dewasa. Siapa yang sering mengalami peristiwa itu dianjurkan segera berkonsultasi dengan dokter.
Melansir buku Ayo Bangun! dengan Bugar karena Tidur yang Benar (2009) karya Dr. Andreas Prasadja, RPSGT, mengompol adalah masalah tidur yang umum ditemui pada anak-anak.
Pada anak di bawah usia 5 tahun, mengompol masih dianggap normal karena disebabkan oleh fungsi kandung kemih dan sistem pengendalian kencing yang belum matang.
Biasanya, dengan bertambahnya usia, fungsi tersebut akan semakin matang atau sempurna.
Dengan begitu, kebiasaan mengompol pun akan hilang dengan sendirinya.
Kebiasan mengompol yang terjadi pada anak di usia lebih dari 6 tahun maupun orang dewasa bisa menjadi tanda dari adanya suatu penyakit fisik atau masalah psikologis.
Berikut ini beberapa penyakit yang mungkin menjadi penyebab anak usia di atas 6 tahun atu orang dewasa masih saja mengompol:
Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (1): Gejalanya Kerap Tak Disadari
Kebiasaan mengompol pada umumnya tak bisa disembuhkan dalam waktu singkat. Butuh proses untuk mengatasi masalah tersebut.
Jika anak Anda yang sudah besar atau Anda sendiri masih mengompol, cobalah cara-cara berikut ini untuk mengatasinya:
Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (2): Bisa Sebesar Melon dan Jadi Kanker
Dalam buku @BLOGDOKTER (2013) karya dr. I Made C. Wirawan, menurut terjadinya, mengompol bisa dibagi menjadi dua jenis, yakni enuresis primer dan enuresis sekunder.
Berikut penjelasannya:
1. Enuresis primer
Enuresis primer diduga terjadi akibat dari keterlambatan proses pematangan sistem saraf pada anak.
Di mana, masalah utama dari kejadian ini terletak pada ketidakmampuan otak untuk menangkap sinyal yang dikirimkan oleh kandung kemih yang sudah penuh saat anak terlelap.
Pada usia 5 tahun, kurang lebih 20 persen anak-anak akan mengompol sekali dalam sebulan.
Memasuki usia 6 tahun, persentase anak mengompol pada malam hari akan berkurang menjadi 10 persen.
Hanya sekitar 2-3 persen dari anak pengompol yang kebiasaan mengompolnya disebabkan oleh faktor penyakit.
Faktor inilah yang menjadi penyebab utama terjadinya enuresis sekunder.
Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (3): Belum Ada Pengobatan Sempurna, tapi Vaksin Mahal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.