Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Perbedaan Demam Berdarah dan Demam Chikungunya

Kompas.com - 12/03/2020, 14:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Gejala dan tanda-tanda yang dialami penderita demam chikungunya hampir sama dengan demam berdarah maupun penyakit akibat infeksi virus Zika.

Penderita demam chikungunya biasanya akan mengalami gejala sebagai berikut:

  • Demam
  • Nyeri sendi
  • Nyeri otot-otot
  • Sakit kepala
  • Sendi-sendi bengkak
  • Muncul bercak-bercak kemerahan pada sekujur kulit

Gejala tersebut biasanya muncul 3-7 hari setelah penderita digigit nyamuk.

Satu-satunya tes yang bisa membedakan apakah penyebab sebenarnya dari demam ini adalah virus Chikungunya atau bukan adalah dengan melakukan tes darah.

Namun sayangnya, pemeriksaan seperti ini jarang dilakukan di Indonesia.

Hal itu disebabkan pengobatan tidak akan berubah banyak setelah didiagnosis dan harga tes ini masih tergolong mahal.

Baca juga: Dapatkah Gejala Demam Berdarah (DBD) Disertai Batuk Pilek?

Dari segi penanganan

Demam berdarah

Pada kasus demam berdarah, pengobatan sesegera mungkin sangat penting dilakukan. Apabila pengobatan terlambat, kondisi penderita bisa menurun karena sudah dimulanya proses perdarahan organ dalam.

Pengobatan kondisi demam berdarah dengan obat yang dijual bebas bisa saja dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter.

Hal itu dikarenakan penyakit demam berdarah pada umumnya tidak bisa disembuhkan dengan obat-obatan kimia.

Sebaliknya, zat-zat kimia tertentu malah bisa menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan pada kinerja tubuh penderita yang sudah lemah.

Beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah untuk mengatasi demam berdarah, yakni:

  • Pada kasus yang ringan, penderita hanya perlu istirahat dan minum yang banyak untuk mencegah dehidrasi. Dengan cara ini, biasanya penyakit akan membaik setelah 2 minggu.
  • Obat-obat antiinflamasi seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen bisa meningkatkan risiko perdarahan. Oleh karena itu, tidak dianjurkan untuk digunakan pada penderita demam berdarah.

Pada kasus yang lebih serius, penderita penyakit demam berdarah memerlukan perawatan di rumah sakit dengan infus untuk mencegah dehidrasi.

Kadang-kadang, transfusi darah diperlukan untuk menggantikan darah yang hilang akibat adanya proses perdarahan organ dalam.

Penderita akan dicek dengan ketat untuk melihat apabila mereka terancam syok.

Baca juga: 3 Jenis Makanan Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Demam Berdarah (DBD)

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau