Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cacingan: Gejala, Bahaya, dan Cara Mengobati

Kompas.com - 15/03/2020, 13:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Penyakit cacingan adalah penyakit yang lebih sering terjadi pada anak-anak.

Penyakit ini bisa muncul karena disebabkan oleh infeksi kuman parasit.

Parasit-parasit tersebut bisa masuk dan hidup di dalam tubuh manusia lewat makanan atau tangan yang terkontaminasi telur cacing.

Baca juga: Sering Diare di Pagi Hari: Penyebab, Komplikasi, dan Cara Mengobati

Jenis cacing, gejala, dan bahaya

Melansir Buku Mengenal Keluhan Anada: Info Kesehatan Umum untuk Pasien (2013) karya Dr. Ayustawati, PhD, ada beberapa jenis infestasi cacing yang biasa terjadi di daerah tropis seperti Indonesia.

Berikut beberapa di antaranya:

1. Cacing gelang atau Roundworm

Infeksi cacing gelang dalam istilah medis disebut Askariasis, yang diambil dari nama cacing tersebut, yakni Ascaris lumbrocoides.

Secara umum, cacing ini memiliki bentuk bulat-pajang.

Terkait panjang, ukuran cacing gelang bisa hanya beberapa millimeter, tapi bisa juga sampai 2 meter. Dari bentuknya, cacing ini lebih terlihat seperti cacing tanah.

Penyebaran cacing gelang adalah melalui makanan yang terkontaminasi oleh telur cacing ini.

Cacing gelang kemudian hidup dan berkembang biak di dalam usus kecil.

Dalam perkembangannya, larva dari cacing gelang bisa masuk ke pembuluh darah dan menuju ke paru-paru sehingga menimbulkan pneumonia (peradangan paru-paru).

Penderita cacing gelang biasanya tidak memperlihatkan gejala spesifik. Tetapi, jika sampai pertumbuhan cacing sangat banyak, bisa menyebabkan penderita mengalami gangguan nutrisi.

Baca juga: Diare pada Anak: Penyebab, Cara Mengatasi, Kapan Perlu ke Dokter

Beberapa penderita bisa juga memperlihatkan gejala-gejala, seperti:

  • Demam
  • Cepat capek
  • Kulit bengkak dan merah
  • Sakit perut
  • Mual dan muntah
  • Batuk dan sesak napas apabila ada larva yang menginfestasi paru-paru penderita

2. Cacing kremi atau Threadworm

Cacing kremi dalam istilah medis disebut Enterobius vermikularis.

Cacing ini bisa dikenali memiliki warna putih dan berukuran kecil sebesar beras.

Cacing kremi diketahui bisa menular dari tangan yang terkontaminasi telur cacing ini, hidup di dalam usus dan berkembang biak dekat dengan anus atau lubang pantat.

Infeksi cacing kremi biasanya menimbulkan rasa gatal yang sangat mengganggu di daerah pantat.

Sebagai akibatnya, pederita akhirnya menjadi susah tidur.

Mereka yang masih anak-anak bahkan cenderung akan menggaruk daerah pantatnya sehingga timbul luka di daerah tersebut.

Parahnya, luka yang timbul bisa terinfeksi dan bernanah.

Baca juga: Sering Salah Penanganan, Ini 3 Cara Tepat Obati Diare pada Anak

3. Cacing tambang atau Hookworm

Infeksi cacing tambang dalam istilah kedokteran disebut Ankylostomiasis.

Cacing jenis ini masuk ke dalam tubuh lewat makanan atau tangan yang terkontaminasi oleh telur cacing.

Perlu menjadi kewaspadaan berlebih, cacing tambang bisa masuk ke dalam tubuh secara langsung lewat kulit.

Cacing dewasa pada jenis ini mempunyai panjang 1 cm dan setebal pin.

Apabila masuk ke dalam tubuh manusia, cacing hidup dan berkembang di dalam saluran pencernaan atau bagian perut penderita.

Cacing tambang mendapat makanannya dengan mengisap darah host di mana mereka hidup.

Jika jumlah cacing ini banyak dalam tubuh penderita, penderita bisa mengalami kehilangan terlalu banyak darah dan menjadi anemia.

Gejala yang muncul jika tubuh sudah ditinggali terlalu banyak cacing, di antaranya:

  • Wajah pucat dan badan terasa lemas atau tidak bertenaga
  • Demam
  • Diare atau susah buang air
  • Pada anak-anak, bisa mengganggu pertumbuhan anak
  • Menurunnya konsentrasi

4. Cacing pita atau Tapeworm

Cacing pita biasanya ada di daging yang belum dimasak dengan baik, bisa dari sapi, babi, maupun ikan.

Cacing ini juga bisa ditemui di air yang terkontaminasi telur cacing.

Seperti namanya, cacing pita memiliki bentuk seperti pita dan biasanya mencapai panjang 5 meter walaupun bisa juga mencapai 25 meter.

Cacing ini bahkan bisa hidup sampai 25 tahun di dalam lambung dan usus inangnya.

Gejala yang bisa dirasakan seseorang ketika di dalam tubuhnya terdapat cacing pita, di antaranya yakni:

  • Diare dan kotoran berlendir
  • Nyeri lambung
  • Turunnya berat badan
  • Perasaan lemas
  • Cacing pita bisa juga berlanjut hidup di dalam paru-paru, hati, mata dan otak hingga menyebabkan peradaan di daerah tersebut. Peradangan tersebut berpotensi menimbulkan gejala-gejala seperti terganggungnya penglihatan dan beberapa kelainan saraf

Cara mengobati cacingan

Cacingan bisa diobati dengan konsumsi obat cacing.

Pemilihan obat yang akan digunakan tergantung dari jenis cacing yang menjadi penyebab cacingan tersebut.

Ada beberapa antiparasit atau antibiotik yang bisa didapat di pasaran.

Namun, apabila ada anak atau anggota keluarga lain menderita cacingan, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter.

Hal itu penting mengingat pengobatan yang cepat dapat memutuskan rantai penyebaran infestasi cacing tersebut.

Cara mencegah cacingan

Kunci pencegahan cacingan tidak lain terletak pada upaya menjaga higienitas personal maupun lingkungan.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah cacingan, antara lain:

  • Mencuci tangan dengan baik sebelum makan atau sebelum mengolah makanan dapat mengurangi risiko tangan tercemar telur cacing
  • Jangan membiarkan kuku panjang karena bisa menyembunyikan telur cacing di bawah kuku yang kotor
  • Kebersihan lingkungan membantu mencegah penularan
  • Buang air di toilet dan ingat untuk menyiramnya setelah rampung
  • Jangan buang air di tempat terbuka seperti di halaman atau kebun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com