KOMPAS.com - Mencuci tangan adalah salah satu cara paling ampuh untuk memperlambat penyebaran penyakit menular, termasuk Covid-19 yang sedang menjadi pandemi saat ini.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit A.S (CDC) juga merekomendasikan agar kita rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik.
Berdasarkan bentuknya, ada dua jenis sabun yang umum beredar di pasaran, yakni sabun cair dan sabun batang.
Nah, antara kedua jenis sabun tersebut, manakah yang lebih ampuh untuk membunuh bakteri dan virus penyebab penyakit?
Baca juga: 3 Cara Hentikan Kebiasaan Sentuh Wajah Agar Tak Mudah Terinfeksi Virus
Sebenarnya, sabun batang dan sabun cair sama-sama efektif untuk membersihkan tangan kita.
Namun, sabun cair dinilai lebih efektif dan efisien dalam membasmi bakteri dan virus penyebab penyakit.
Menurut Minnesota Department of Health, sabun cair lebih mudah digunakan dan tidak akan menyebarkan kuman dari seseorang ke orang lain.
Selain itu, sebagian besar sabun cair juga mengandung pelembab sehingga tangan tidak mudah kering jika sering menggunakannya.
Jadi, sabun cair sangat cocok digunakan di tempat publik orang seperti restoran atau toilet umum.
Sebaliknya, bakteri dan virus tetap bisa tertinggal di sabun batang dan bisa menyebabkan kontaminasi.
Oleh karena itu, sabun batangan lebih cocok dipakai untuk dipakai secara pribadi tanpa berbagi dengan orang lain.
Baca juga: Bahaya Terlalu Sering Mencuci Tangan dan Cara Mencegahnya
Selain dapat menyebabkan kontaminasi, sabun batang juga dapat mengikis kelembaban kulit.
Namun, sabun batang seringkali mengandun g gliserin yang cocok dipakai untuk orang dengan masalah kulir seperti eksim.
Sebagian besar sabun batang juga tidak mengandung parfum sehingga cocok untuk orang yang alergi dengan wewangian.
Dibandingkan sabun batang, sabun cair memang lebih praktis digunakan. Sabun cair juga seringkali megandung pelembab yang mampu mencegah kulit kering.
Sayangnya, penggunaan sabun cair bisa mencemari lingkungan. Riset 2009 yang dilakukan Institute for Environmental Engineering, Swiss, membuktikan bahwa sabun cair meninggalkan jejak karbon 25 persen lebih besar daripada sabun batang.
Hal ini terjadi karena pembuatan sabun cair membutuhkanh lebih banyak bahan baku kimia dan pemrosesan daripada sabun batang.
Selain itu, sabun cair seringkali mengandung pewangi yang bisa menimbulkan alergi dan reaksi pada kulit sensitif.
Baca juga: Waspadai, Efek Samping Cuci Tangan dengan Sabun Pencuci Piring
Pada intinya, menggunakan sabun cair atau sabun batang adalah pilihan pribadi. Namun, kita juga harus memperhatikan bagaimana reaksi kulit terhadap zat adiktif tertentu.
Jika kulit kita sensitif terhadap wewangian, sebaiknya kita menggunakan sabun batang.
Namun, jangan gunakan sabun batang tersebut secara pribadi dan jangan pernah berbagi dengan orang lain.
Orang yang memiliki kulit kering sebaiknya menggunakan sabun cair karena sebagian besar jenis sabun tersebut mengandung pelembab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.