Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/04/2020, 16:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau campuran di antara ketiganya.

Namun, menurut fakta yang beredar, sekitar 70 persen penyebab pneumonia berat adalah bakteri, yakni Streptococcus pneumonia/pneumococcus dan Haemophilus influenza type B (Hib).

Penyakit ini diketahui bukan bisa hanya menyerang orang dewasa. Pneumonia bahkan dikatakan rentan dialami oleh anak-anak maupun bayi.

Baca juga: Gejala Awal Meningitis dan Flu Mirip, Ini Bedanya

Pada berbagai kasus, bayi berusia kurang dari 3 minggu yang menderita pneumonia, biasanya mendapatkan infeksi yang ditularkan oleh sang ibu saat proses persalinan.

Bayi atau anak-anak yang diketahui pneumonia jelas harus mendapatkan penanganan maksimal.

Hal itu dikarenakan, pneumonia sangat mungkin bisa menyebabkan kematian pada anak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri mencatat, pneumonia adalah salah satu dari 5 penyebab kematian terbesar pada anak.

Diperkirakan sebanyak 1,1 juta anak di bawah usia 5 tahun meninggal setiap tahunnya akibat pneumonia.

Untuk itu, sebagai langkah pencehan, para orangtua maupun para pengasuh alangkah baiknya mengenal berbagai gejala awal pneumonia pada anak.

Gejala awal pneumonia pada anak

dr. Rendi Aji Prihaningtyas dalam bukunya Deteksi dan Cepat Obati 30+ Penyakit yang Sering Menyerang Anak (2014), menerangkan kuman penyebab pneumonia pada umumnya menyebar lewat udara dan aliran darah.

Ketika kuman tersebut telah masuk tubuh, anak-anak mungkin akan mengalami gejala awal pneumonia, sebagai berikut:

1. Batuk

Batuk pada anak perlu diwaspadai jika diikuti dengan tanda-tanda sesak napas karena bisa jadi mereka terkena pneumonia.

2. Napas cepat atau sesak napas

Untuk mengetahui napas cepat atau sesak napas, para orangtua bisa menghitung gerakan pada dinding dada atau perut anak saat bernapas.

Dikategorikan napas cepat atau sesak jika didapatkan frekuensi napas per menit, yakni:

  • Umur lebih dari 2 bulan: kurang dari sama dengan 60 kali
  • Umur 2-11 bulan: kurang dari sama dengan 50 kali
  • Umur 1-5 tahun: kurang dari sama dengan 40 kali
  • Umur lebih dari sama dengan 5 tahun: kurang dari sama dengan 30 kali

3. Demam
4. Nafsu makan berkurang
5. Lemas
6. Gangguan saluran cerna seperti diare
7. Muntah
8. Mengeluh nyeri kepala

Jka frekuensi batuk sering dengan sesak napas, dan disertai gejala-gejala tersebut, maka para orangtua wajib segera mengantar anak ke dokter.

Baca juga: 3 Jenis Mikroorganisme Penyebab Pneumonia

Cara memastikan anak mengalami pneumonia

dr. Rendi Aji Prihaningtyas berpendapat, diagnosis pneumonia sebenarnya cukup dilihat dari kondisi klinis anak, yakni keluhan anak, kondisi anak, dan pemeriksaan fisik oleh anak.

Jika masih meragukan, pemeriksaan foto dada dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis dan meliat seberapa luas kelainan pada paru.

Untuk tahap lanjutan, bisa menggunakan metode pemeriksaan darah yang biasanya didapatkan peningkatan jumlah sel darah putih (leukosit).

Pemeriksaan mikrobiologik juga bisa dilakukan, misalnya dengan memeriksa dahak untuk menemukan kuman penyebab pneumonia. Namun, menote ini butuh waktu lebih lama.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com