KOMPAS.com – Hiperteni adalah kondisi di mana tekanan darah sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg atau juga keduanya.
Keberadaan penyakit darah tinggi ini tak bisa dibilang remeh.
Hipertensi selama ini kerap dijuluki sebagai silent killer karena tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, tapi bisa menyebabkan stroke dan berbagai penyakit jantung.
Hipertensi yang tidak diobati bisa jadi akan memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun.
Oleh sebab itu, penting kiranya bagi siapa saja untuk mendeteksi sesegera mungkin kondisi hipertensi dan melakukan langkah pengobatan apabila menderitanya.
Baca juga: 6 Manfaat Kumis Kucing, Obati Encok hingga Hipertensi
Melansir Buku Jamu Saintifik: Suatu Lompatan Ilmiah Pengembangan Jamu yang diterbitkan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Balitbangkes, Kemenkes pada 2017, pengobatan hipertensi dapat juga dilakukan dengan ramuan jamu saintifik dalam bentuk sediaan rebusan simplisia.
Ramuan tersebut terususus atas tanaman, sebagai berikut:
1. Seledri
Secara empiris, seledri dapat dimanfaatkan sebagai peluruh air seni dan penurun tekanan darah.
Apigenin dalam herba seledri berfungsi sebagai beta bloker yang dapat memperlambat detak jantung dan menurunkan kekuatan konstraksi jantung sehingga aliran darah yang terpompa lebih sedikit dan tekanan darah menjadi berkurang.
Sementara, apiin, senyawa glikosida dari apigenin, bersifat diuretic, yaitu membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan dan garam dari dalam tubuh sehingga berkurangnya cairan dalam darah akan menurunkan tekanan darah.
Baca juga: Minum Obat Hipertensi Pagi atau Malam Hari, Mana yang Lebih Baik?
2. Kumis kucing
Secara empiris, kumis kucing dimanfaatkan sebagai diuretik dan peluruh batu ginjal.
Tanaman ini memiliki efek sebagai diuretik alami karena mengandung kalium pada bagian daun.
Keberadaan inositol serta flavonoid sinensetin juga berkontribusi terhadap efek kumis kucing sebagai diuretik.
3. Pegagan
Secara empiris, pegagan digunakan untuk membantu memperlancar aliran darah.
Data Ristoja (2015) menunjukkan bahwa penggunaan pegagan oleh penyehat tradisional di Jawa Barat (Jabar) dan Banten sebagai obat penurun tekanan darah dan mengobati sakit kepala.
Kandungan zat aktif yang berperan dalam aktivitas sebagai pelancar aliran pembuluh darah adalah asiatikosid, yaotu senyawa gloingan glikosida triterpenoid.
Senyawa tersebut terbukti dapat meningkatkan mikrosirkulasi, menurunkan permeabilitas kapiler, dan memproteksi memburuknya proses mikrosirkulasi.
Ekstrak air etanol 80 persen pegagan (16 g/20 ml/kg) yang dilarutkan dalam akuabides memberikan efek penurunan tekanan darah pada tikus hipertensi yang diinduksi dengan L-NAME (L-nitro L-arginin metil ester).
4. Temulawak
Temulawak adalah tanaman asli Indonesia yang secara tradisional digunakan untuk mengobati bermacam penyakit, termasuk hipertensi.
Temulawak terbukti mengandung flavonoid yang memiliki fungsi melindungi endotel vascular.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian temulawak dalam kombinasi dengan kumis kucing, selederi, pegagan, kunyit dan meniran dosis 72 mg/kg bb memberikan efek penurunan tekanan darah pada tikus Wistar hipertensi yang didinduksi prednisone 1,5 mg/kg bb dan NACl 2 persen.
Baca juga: 8 Manfaat Temulawak Selain Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
5. Meniran
Hasil Ristoja (2015) di etnis Meranjat, Sumatera Selatan, herba meniran digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.
Secara empiris, herba meniran digunakan untuk pengobatan tekanan darah tinggi dan peluruh air seni.
Berdasarkan penelitian, meniran mengandung kalium yang bermanfaat untuk meningkatkan cairan intraseluler dengan menarik cairan esktraseluler, sehingga terjadi perubahan kesimbangan pompa natrium-kalium yang akan meyebabkan penurunan tekanan darah tinggi.
Baca juga: 6 Jenis Tanaman Herbal untuk Cegah Infeksi Virus Corona
Hasil penelitian Badan Litbangkes pada 2011 dengan pre-post test design selama 28 hari, menunjukkan ramuan jamu saintifik penurun tekanan darah tinggi dapat menunrunkan tekanan darah tinggi secara bermakna setelah pemberian selama 28 hari.
Hasil penelitian Triyono, A dkk., pada tahun 2104 di B2P2TOOT Tawangmangu dengan judul Study Klinik Dua Sediaan Formula Jamu Penurun Tekanan Darah pada 60 subjek dengan hipertensi grade 1 selama 56 hari, menunjukkan hasil:
Komposisi ramuan
Satu kemasan formula ramuan hipertensi, terdiri atas:
Peracikan
Ramuan disiapkan dengan mengikuti prinsip dasar pembuatan infusa, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Aturan minum ramuan ini adalah 3 x 1 gelas sesudah makan setiap hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.