Secara tradisional, anggrek-anggrek tersebut digunakan sebagai obat berikut ini:
Bagian anggrek yang biasanya digunakan untuk pengobatan, yakni daun, pseudobulb, umbi dan akar.
Baca juga: Bagaimana Baiknya Konsumsi Kunyit dan Temulawak Saat Pandemi Covid-19?
Penelitian yang dilakukan Mohammed Mozammel Hoque dkk. pada 2016, menyatakan bahwa beberapa jenis anggrek, seperti Acampe papillosa, Aerides odoratum, dan Pholidota pallida memiliki aktivitas antibacterial dan antifungi.
Semetara, review yang dilakukan oleh Singh dkk. pada 2012, menyatakan bahwa beberapa jenis anggrek juga memiliki aktivitas antiinflamasi, antimicrobial, antipiretik, antitumor, penambah daya tahan tubuh, dan antioksidan.
Penelitian yang dilakukan oleh Marjahan Akter dkk. pada 2018, berhasil menemukan senyawa metabolit sekunder, seperti alkaloid, flavonoid, tannin, kumarin, quinine, steroid dan terpenoid pada beberapa jenis anggrek, antara lain:
Dari hasil skrining fitokimia keseluruhan yang dilakukan, anggrek Aerides odoratum Lour paling potensial untuk digunakan sebagai obat karena memiliki delapan dari sepuluh metabolit sekunder yang diuji.
Baca juga: Cara Penggunaan Tanaman untuk Pelancar ASI di Sekitar Kita
Di sisi lain, Acampe papillosa, Bulbophyllum lilacinum, dan Papilionanthe teres menunjukkan adanya enam metabolit sekunder.
Aktvitas terendah metabolit sekunder ada pada Dendrobium aphyllum.
Peneliti B2P2TOOT Tawangmangu menilai pemanfaatan anggrek sebagai bahan baku obat perlu didukung dengan penelitian dimulai dari identifikasi dan isolasi senyawa aktif serta pengujian khasiat dan keamanan bagi manusia.
Selain itu, perlu dilakuan penelitian dan pengembangan dalam upaya konservasi anggrek dan pelestarian habitat bunga indah tersebut.
Upaya pelestarian untuk beberapa jenis anggrek yang terancam punah diketahui kini telah dilakukan dengan pelarangan perdagangan internasional melalui kesepakatan internasional, yakni Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (Konvensi CITES).
Jadi, bunga anggrek bukan hanya indah atau cantik, tapi ternyata punya potensi sebagai tanaman obat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.