Melakukan diet-diet keras dalam jangka panjang memang dapat menghilangkan sejumlah besar lemak.
Namun, hal itu bisa juga merugikan karena dapat menghilangkan sejumlah jaringan otot dari organ-organ vital tubuh dan otot-otot tubuh lainnya.
Baca juga: 5 Hal yang Membuat Berat Badan Meningkat saat Berpuasa
Pelaksanaan diet tersebut juga sangat berisiko gagal karena berbagai hal.
Alih-alih membuat tubuh langsing, orang yang melakukan diet rendah kalori ini malah bisa memiliki badan gemuk karena penerapan diet yang salah.
Berikut ini beberapa alasan yang dapat diet sering gagal:
1. Tergoda kembali ke pola makan semula
Mekanisme tubuh memiliki appestat atau pusat pengendali nafsu makan pada otak yang berfungsi sebagai pengukur kecukupan gizi dalam darah.
Jika kecukupan gizi terpenuhi, appestat akan memberi isyarat cukup kepada tubuh.
Begitu juga sebaliknya, jika gizi kurang cukup, appestat akan terus memberi isyarat kurang, yang membuat seseorang malah merasa sering lapar, hingga akhirnya tegoda untuk makan terus.
2. Makanan tidak bisa dimobilisasi secara normal setelah diet
Keburukan diet pengurangan makan atau rendah kalori adalah begitu seseorang kembali ke pola makan semula, yang dipulihkan lebih dulu justru jaringan lemaknya, sehingga tubuh tampak bergelambir dan malah lebih gemuk daripada sebelumnya.
Hal ini disababkan BMR belum siap mengantisipasi perubahan pola makan sehingga makanan yang baru masuk tidak dapat dimobilisasi secara normal.
3. Tak tahu ada masalah pada kelenjar tiroid
Banyak fakta memperlihatkan bahwa banyak orang tetap saja gemuk meski sudah mati-matian makan sehat dan sedikit.
Sebaliknya, tidak sedikit pula ada orang yang memiliki nafsu makan luar biasa tetap badannya tetap saja kurus.
Baca juga: 9 Manfaat Rumput Laut, Dukung Kecerdasan hingga Cegah Kanker