FDA juga mengklaim obat ini tidak sepenuhnya aman untuk mengatasi pasien Covid-19 karena bisa menimbulkan peningkatan kadar enzim hati yang memicu kerusakan hati.
Obat ini sebenarnya digunakan untuk mengobati malaria dan beberapa jenis gangguan autoimun.
Baca juga: 8 Penyebab Long Covid-19 Menurut Studi
Obat ini sebenarnya dianggap kurang efektif untuk mengatasi pasien Covid-19 karena bukti ilmiah masih terbatas.
Mereka saat ini sedang diuji untuk melihat apakah mereka bisa efektif terhadap COVID-19, tetapi bukti sejauh ini terbatas.
Obat ini juga bisa menimbulkan menimbulkan berbagai efek samping, seperti gejala gastrointestinal dan risiko interaksi negatif dengan resep lain yang mungkin digunakan oleh pasien.
Risiko paling fatal dari penggunaan obat ini adalah gangguan irama jantung yang bisa menghambat aliran oksigen ke seluruh tubuh.
Sampai sekarang, belum ada riset ilmiah yang cukup membuktikan obat ini efektif untuk pasien Covid-19.
Bahkan, obat untuk pasien asma ini bisa menimbulkan efek samping seperti iritasi mulut, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, gatal atau ruam kulit, nyeri sendi, dan sakit kepala.
Di beberapa negara, obat ini hanya dapat boleh digunakan untuk pengobatan hewan.
Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi glaukoma, kejangm mengendalikan kejang, atau penyakit ketinggian.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.