KOMPAS.com - Gaya hidup pasif banyak menjangkiti generasi masa kini. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 60 hingga 85 persen dari populasi di seluruh dunia tidak melakukan aktivitas yang cukup.
Tumpukan pekerjaan menjadi salah satu penyebab orang lebih banyak menghabiskan waktu dibalik meja daripada aktif bergerak, terutama di kalangan pekerja kantoran.
Kondisi pandemi Covid-19 saat ini nampaknya tak jauh berbeda. Pasalnya, orang-orang harus berada di rumah dan mengurangi aktivitas di luar ruangan untuk mencegah penyebaran virus.
Tentunya, ini membuat gaya hidup pasif semakin tinggi. Padahal, aktivitas fisik yang kurang bisa berbahaya bagi kesehatan kita.
Baca juga: Cara Aman Berenang di Pantai atau Kolam saat Pandemi Covid-19
Melansir laman Lifespan, gaya hidup pasif bisa menimbulkan efek berikut:
Sebenarnya, kita tak perlu melakukan olahraga setiap hari atau menghabiskan waktu berlama-lama untuk mencegah efek gaya hidup pasif.
Kita juga harus menyediakan hari di mana otot-otot kita untuk beristirahat. Jadi, kita tak perlu terlalu berobsesi untuk berolahraga setiap hari atau menghabiskan sepanjang hari hanya untuk berolahraga.
Pastikan rutinitas olahraga yang kita lakukan nyaman untuk tubuh dan kita bisa menikmati rutinitas tersebut.
Sebagai acuan, kita bisa menerapkan aktivitas fisik intensitas sedang selama 30 menit setiap hari atau 150 menit setiap minggu.
Namun, Jika kita melakukan latihan kardio atau angkat beban, luangkan aktu satu hari untuk istirahat dari olahraga.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.