Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alergi Karena Deterjen, Begini Cara Mengatasinya

Kompas.com - 16/06/2020, 14:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Tanpa disadari, deterjen yang kita gunakan untuk mencuci pakaian bisa menyebabkan masalah serius pada kulit.

Hal ini disebabkan bahan kimia pada deterjen yang bisa memicu alergi pada orang dengan kondisi tertentu.

Parfum, pengawet, pewarna, dan bahan kimia lainnya dalam deterjen dapat menyebabkan dermatitis kontak.

Dematitis kontak merupakan alergi yang menyebabkan munculnya ruam merah dan gatal pada kulit.

Kondisi ini biasanya terjadi pada area tertentu seperti ketiak dan selangkangan.

Alergi atau sensitivitas terhadap deterjen dapat terjadi saat pertama kali terpapar atau setelah paparan berulang.

Baca juga: Dermatitis: Jenis, Penyebab, Pencegahan hingga Cara Mengatasinya

Kandungan deterjen

Seperti sabun pada umumnya, deterjen mengandung beberapa jenis surfaktan, atau zat penggerak permukaan.

Surfaktan bekerja dengan melonggarkan partikel kotoran dan minyak agar hilang dari pakaian.

Kandungan surfaktan yang keras dapat menyebabkan iritasi, terutama pada orang dengan kulit sensitif.

Selain surfaktan, zat lain yang bisa memicu ruam dan iritasi pada kulit adalah parfum atau wewangian.

Alergen lain yang biasa ditemukan dalam deterjen antara lain:

  • pengawet
  • enzim
  • paraben
  • warna dan pewarna
  • pelembab
  • pelembut kain
  • pengental dan pelarut
  • pengemulsi.

Gejala

Mereka yang senitif terhadap deterjen boasanya merasakan gejala secara langsung atau berjam-jam usai menyentuh pakaian yang baru dicuci.

Gejala yang dirasakan antara lain:

  • ruam merah
  • gatal ringan hingga berat
  • lepuh yang mungkin merembes atau mengeras
  • benjolan
  • kulit kering, pecah-pecah, atau bersisik
  • kulit lembut
  • kulit terbakar
  • pembengkakan.

Alergi tersebut biasanya terjadi di area tertentu yang bersentuhan dengan iritan kuat.

Biasanya, gejala paling parah terjadi di area yang rentan berkeringat seperti ketiak atau selangkangan.

Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Cegukan Bisa Jadi Tanda Gangguan Kesehatan

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau