Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Penyebab Urine Berwarna Hijau, Merah, Ungu, Oranye, dan Seperti Teh

Kompas.com - 17/06/2020, 08:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Urine adalah zat cair buangan yang terhimpun di dalam kandung kemih dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui saluran kemih.

Maka dari itu, urine juga bisa disebut sebagai air kemih, air seni atau air kencing.

Urine normalnya berwujud bening dan berwarna agak kuning. Warna tersebut berasal dari pigmen tubuh yang disebut urochrome.

Baca juga: 6 Penyebab Urine Berwarna Kuning Tua dan Cara Mengatasinya

Jika urine mengalami perubahan warna, kemungkinan ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab, termasuk adanya penyakit di dalam tubuh.

Maka dari itu, ada baiknya Anda mulai membiasakan diri untuk melihat apa warna urine yang keluar.

Beragam warna urine dan penyebabnya

Melansir Buku Body Signs (2007) oleh Joan Liebmann-Smith, Ph.D., dan Jacqueline Nardi Egan, urine bisa saja berubah warna menjadi merah muda, hijau, kuning tua, ungu, atau seperti teh.

Beberapa orang mungkin mengartikan perubahan warna urine tersebut sekadar akibat dari mengonsumsi makanan atau obat-obatan yang mengandung zat pewarna.

Namun pada kenyataannya, warna-warni urine tersebut terkadang bisa juga menjadi petunjuk-petunjuk berharga adanya masalah kesehatan atau penyakit di dalam tubuh.

Berikut ini beberapa perubahan warna urine yang mungkin terjadi dan penyebabnya:

1. Penyebab urine berwarna hijau

Seperti halnya banyak perubahan warna urine, kencing berwarna hijau mungkin disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman berwarna hijau.

Baca juga: Penyebab Urine Berbusa dan Cara Mengatasinya

Asparagus adalah sayuran atau bahan makanan yang bisa menjadi penyebab urine bewarna hijau plus berbau.

Selain itu, kencing berwarna hijau adalah reaksi yang cukup umum terhadap mulitivitamin tertentu dan beberapa obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi depresi, alergi, mual, nyeri, dan peradangan.

Pasien yang pernah mendapat anestesi propofol kadang-kadang juga mengeluarkan urine berwarna hijau setelah operasi, meski beberapa orang diketahui kencing berwarna merah muda.

Tetapi, urine berwarna hijau juga bisa menjadi bukti terbentuknya bilirubin, zat kimia kehijauan yang ditemukan dalam cairan empedu dan dihasilkan oleh hati yang juga bertanggung jawab atas penyakit kuning.

Bilirubin yang berlebihan mungkin menandakan adanya penyakit hati dan pankreas.

Baca juga: 10 Penyebab Urine Keruh, Bisa Jadi Gejala Diabetes hingga Penyakit Ginjal

2. Penyebab urine berwarna merah

Urine berwarna merah muda atau merah tidak selalu berarti darah.

Makanan yang kaya akan zat perwarna merah, seperti bit, cabai, blackberry, bisa juga mengubah air kencing berwarna merah.

Urine semerah bit secara medis dikenal dengan istilah beeturia.

Urine seperti ini sering terlihat saat orang-orang yang mengalami defisiensi besi atau mengalami sindrom malabsorpsi makan bit, termasuk bisa juga makanan lain yang berwarna merah.

Kelembak dan seena mungkin bisa juga membuat air kencing Anda berwarna merah muda.

Kedua tanaman ini dilaporkan mengandung anthraquinone, yang sering dipakai sebagai zat pewarna dan merupakan obat pencahar yang kuat.

Urine merah muda atau kemerahan juga bisa menjadi hasil reaksi tubuh terhadap beberapa obat-obatan psikiatris, begitu pula agen-agen antikanker yang mengandung anthraquinone.

Namun sayangnya, urine merah muda atau kemerahan memang terkandang menandakan adanya darah dalam air kencing.

Kondisi itu secara medis dikenal dengan sebutan hematuria.

Sementara, hematuria bisa menjadi tanda adanya luka di ginjal. Tetapi, darah bisa muncul dari mana saja di sepanjang saluran kencing.

Baca juga: Kencing Batu: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Urine berwarna merah juga bisa menjadi tanda peringatan yang penting adanya beberapa kondisi serius pada ginjal, hati, atau kandung kemih, termasuk infeksi, batu, kista, tumor, dan bahkan kanker.

3. Penyebab urine berwarna ungu

Urine berwarna merah tua atau keunguan adalah karakteristik sebuah gangguan darah yang langka dan biasanya bersifaf keturunan yang disebut porfiria.

Gangguan ini dilaporkan sangat umum terjadi pada keluarga kerajaan di Eropa, tapi tidak terbatas pada mereka yang bisa dikatakan berdarah biru.

Hal yang menarik adalah, urine mungkin baru berubah menjadi ungu kalau air kencing tersebut terpapar sinar matahari selama beberapa lama.

Porfiria sendiri dapat menghasilkan banyak tanda tubuh, seperti sensivitas cahaya, ruam hingga sakit perut yang parah, kebingungan mental, serangan epilepsi, hingga kelumpuhan.

Baca juga: Bagaimana Kurang Minum Bisa Sebabkan Gagal Ginjal?

4. Penyebab urine berwarna oranye

Urine seharusnya bening atau berwarna agak kuning. Pada umumnya, urine berwarna kuning pekat hingga oranye bisa menjadi peringatan bahwa seseorang mengalami dehidrasi serius.

Meski tidak berbau, urine yang berwarna kuning gelap atau oranye tetap saja menjadi tanda dehidrasi.

Kondisi ini jelas perlu diwaspadai. Dehindrasi pasalnya bisa menyebabkan berbagai serangan, kerusakan otak, dan bahkan kematian.

Dehidrasi terutama berbahaya bagi anak-anak dan orang dewasa berusia di atas 60 tahun.

Selain itu, urine berwarna kuning tua mungkin menandakan bahwa Anda baru mengonsumsi betakaroten dalam jumlah besat baik dari makanan maupun suplemen.

Beberapa obat-obatan juga dapat mengubah urine berwarna oranye, misalnya saja obat anti-tuberkulosis rifampin, obat pengencer darah warfarin, dan beberapa obat-obatan kanker.

Tak hanya mengubah warna urine, obat-obatan itu juga dapat mengubah warna tinja menjadi oranye.

Baca juga: Waspada, Berikut 6 Bahaya Minum Teh Setelah Makan

5. Penyebab urine berwarna seperti teh

Urine berwarna teh bisa menandakan ketoacidosis diabetic (DKA), yakni sebuah komplikasi diabetes yang mengancam jiwa.

Namun, urine berwarna teh biasanya merupakan tanda pertama rabdomiolisis, yakni sebuah gangguan yang berpotensi mematikan, di mana serat-serat otot kerangka pecah, menjadi racun, dan memasuki aliran darah.

Hal itu sering terjadi akibat apa yang disebut sebagai “luka kecelakaan”. Misalnya saja, kerusakan otot yang parah yang didapatkan seseorang setelah terhimpit dalam sebuah kecelakaan mobil atau terpapar sebuah benda berat.

Pecandu alkohol yang pernah mengalami deliriumtremen (DT) juga bisa mengalami kondisi ini.

Aktivitas yang terlalu berat semacam lari maraton atau olahraga yang berat juga dapat menimbulkan rabdomiolisis.

Baca juga: Ini Alasan Ahli Gizi Tak Rekomendasikan Minum Teh Setelah Makan

Pada intinya, rabdomiolisis bisa disebabkan oleh luka, penyakit, atau gangguan apa pun yang menyebabkan kerusakan otot kerangka.

Menjadi kabar gembira, kondisi ini bisa diobati jika diketahui sejak awal. Tetapi, jika tidak, kerusakan saraf atau otot, gagal ginjal, dan gangguan pengumpulan darah yang berpotensi mematikan dan aritmia jantung bisa saja muncul.

Sementara itu, apabila Anda sedang memakai obat-obatan penurun kolesterol tertentu, waspadai urine berwarna teh, begitu pula otot kaku, gatal, atau lemah.

Kondisi ini mungkin menjadi tanda rabdomiolisis, sebuah efek samping yang serius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau