Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2020, 14:00 WIB

KOMPAS.com - Keringat yang muncul di malam hari akan membuat tidur kita menjadi tidak nyaman.

Terlepas dari cuaca yang panas, munculnya keringat di malam hari bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu.

Menurut pakar pengobatan keluarga dari Cleveland Clinic Donald Ford, munculnya keringat di malam hari bisa disebabkan oleh kondisi medis berikut:

  • menopause
  • infeksi
  • efek konsumsi obat diabetes atau antidepresan
  • ketidakseimbangan hormon
  • masalah neurologis, gangguan kecemasan dan stres
  • penyalahgunaan dan kecanduan zat
  • beberapa jenis kanker.

Baca juga: Benarkah Mendengkur Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung?

Berkeringat di malam hari saat menopause

Berkeringat di malam hari bisa menjadi gejala umum yang dirasakan wanita menopause. Umumnya, hal ini akan membuat tidur menjadi tidak nyenyak dan sering terbangun.

Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.

Namun, hal ini bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup seperti:

  • mengatur pola makan dengan baik.
  • berolahraga secara teratu
  • melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari
  • mengonsumsi vitamin dan suplemen yang tepat
  • aktif bergerak.

"Selain itu, keringat di makam hari saat menopause bisa diatasi dengan menghindari konsumsi kafein, alkohol, makanan pedas, an rokok," kata Dr. Ford.

Pengaruh konsumsi obat

Konsumsi obat tertentu juga bisa memicu keluarnya keringat di malam hari. Obat yang bisa memicu keringat di malam hari antara lain obat diabetes.

Selain itu, terapi hormon dan obat penghambat hormon untuk mengobati jenis kanker tertentu, serta beberapa obat anti-depresi juga dapat menyebabkan munculnya keringat saat malam.

Penyakit tertentu

Beberapa orang memiliki penyakit atau gangguan tertentu yang menyebabkan keringat berlebih.

Beberapa kondisi medis yang bisa memicu keringat di malam hari antara lain:

  • gangguan kecemasan atau autoimun
  • infeksi virus seperti pilek dan flue
  • penyalahgunaan atau gejala penarikan zat seperti opioid, ganja, kokain, benzodiazepin atau alkohol
  • gangguan tidur.

Baca juga: Mengenal Ketosis dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+