KOMPAS.com - Mabuk perjalanan bisa saja terjadi saat kita bepergian dengan pesawat, mobil, atau kapal laut.
Tentunya, hal ini akan membuat rencana perjalanan kita terganggu. Saat mengalami mabuk perjalanan, organ-organ sensorik tubuh kita mengirimkan berbagai sinyal ke otak yang menyebabkan pusing, mual dan muntah.
Mabuk perjalanan biasanya membuat perut terasa tidak nyaman dan tubuh mengeluarkan keringat dingin yang disertasi sensasi sakit kepala.
Baca juga: Jangan Disepelekan, Keringat di Malam Hari Bisa Jadi Tanda Penyakit
Gejala lain yang sering terjadi saat mabuk perjalanan antara lain:
Mabuk perjalanan ini bisa terjadi saat kita melakukan perjalanan darat, udara atau air. Terkadang, hal ini juga bisa terjad saat kita menaiki wahana hiburan.
Mabuk perjalanan biasanya terjadi pada anak berusia dua hingga 12 tahun. Wanita hamil juga berisiko tinggi mengalami mabuk perjalanan.
Manusia menjaga keseimbangan dengan bantuan sinyal yang dikirim oleh reseptor sensorik banyak tubuh ke otak.
Misalnya, reseptor sensorik di kaki membuat sistem saraf tahu bagian mana dari tubuh yang menyentuh tanah.
Namun saat mabuk perjalanan, reseptor sensorik tubuh mengalami kebingungan sehingga menimbulkan sensasi mabuk, muntah, dan pusing.
Kabar baiknya, mabuk perjalanan ini hanya trjadi selama kita bepergian atau melakukan kegiatan khusus.
Jadi, kita tidak memerlukan bantuan profesional untuk mengatasinya.
Untuk mengatasi hal ini, kita bisa mengonsumsi obat-obatan khusus seperti hyoscine hydrobromide, umumnya dikenal sebagai scopolamine.
Selain itu, kita juga bisa mengonsumso dimenhydrinate yang sering dipasarkan sebagai Dramamine atau Gravol.
Sayangnya, obat-obatan tersebut bisa menimbulkan rasa kantuk sehingga tidak disarankan dikonsumsi orang-orang saat mengoperasikan mesin atau kendaraan.
Jika sering mengalami mabuk perjalanan, kita bisa melakukan langkah-langkah berikut:
1. Buat perencanaan sebelum bepergian