KOMPAS.com – Gout atau penyakit asam urat adalah penyakit yang identik dengan gejala nyeri sendi, terutama di bagian jempol kaki.
Nyeri sendi tersebut disebabkan oleh tusukan kristal-kristal tajam yang terbentuk akibat penumpukan zat asam urat.
Jika kadar asam urat dalam darah melebihi ambang normal, maka asam urat ini akan masuk ke organ-organ tubuh khususnya ke dalam sendi.
Baca juga: 8 Penyebab Asam Urat Tinggi Selain Konsumsi Makanan Tinggi Purin
Selain jempol kaki, nyeri sendi akibat asam urat juga biasa timbul di pangkal jari-jari kaki, pergelangan kaki, dan kadang-kadang juga menyerang sendi lutut, tangan, siku, atau bahu.
Melansir Buku Resep Mudah Tetap Sehat (2009) oleh Dr. Handrawan Nadesul, kadar asam urat tinggi dalam darah (hiperurisemia) secara garis besar bisa terjadi karena tiga hal, yakni:
Gangguan dalam metabolisme protein terletak pada unsur purin.
Ada faktor genetik yang menjadikan metabolisme purin pada seseorang bisa terganggung.
Maka dari itu, setiap sumber makanan yang mengandung purin tinggi perlu dipantang oleh penderita asam urat.
Namun, tidak semua orang dengan asam urat tinggi dalam darah pasti terkena penyakit asam urat atau juga bisa disebut pirai.
Meski demikian, lebih dari 95 persen kasus gout memang dilaporkan memiliki kadar asam urat di atas normal.
Terkait hal ini, Anda kiranya perlu memahami soal tahapan gejala penyakit asam urat yang perlu diwaspadai.
Baca juga: 9 Tanaman Herbal untuk Mengobati Asam Urat
Melansir Buku Asam Urat (2009) oleh dr. Nyoman Kertia, Sp.PD-KR, penyakit sendi akibat asam urat bisa termasuk penyakit akut dan bisa juga digolongkan sebagai penyakit kronis.
Hal itu dikarenakan, penyakit asam urat memiliki tahapan gejala yang disesuikan dengan tingkat keparahannya.
Berikut ini adalah 4 tahapan gejala asam urat yang bisa terjadi:
1. Hiperurisemia asimtomatik
Pada tahap ini, seseorang terbukti memiliki kadar asam urat tinggi atau sudah melebihi normal, tetapi belum menimbulkan gejala penyakit sama sekali.
Meski demikian, kadar asam urat dalam darah yang tinggi ini patut diwaspadai karena bisa menyebabkan terbentuknya kristal urat di sendi-sendi.
Baca juga: 9 Buah untuk Mengobati Asam Urat
2. Pirai akut
Pirai akut adalah fase akut dari penyakit asam urat, yakni timbul gejala-gejala nyeri sendi yang hebat, sendi tampak bengkak, merah, panas, kaku atau sulit digerakan, dan kadang badan terasa demam.
3. Pirai interkritikal
Pirai interkritikal adalah fase setelah suatu serangan pirai akut, saat seorang penderita asam urat tidak merasakan gejala sama sekali.
Pada tahap ini, penyakit asam urat terasa sembuh, sehingga sering para penderita asam urat tidak mau lagi melakukan diet yang ketat dan tidak mau minum obat asam urat.
Bahkan, pada fase ini, beberapa penderita asam urat tidak akan merasa nyeri di sendinya meski dipakai untuk berolahraga berat.
4. Pirai kronis bertofus
Pirai kronis bertofus adalah fase penyakit asam urat yang sudah kronis.
Di mana, pada tahap ini didapatkan benjolan-benjolan di sekitar sendi, telinga, atau kelopak mata yang disebut tofus.
Baca juga: Benarkah Sayur Bayam Bisa Sebabkan Asam Urat?
Kondisi ini terjadi karena tahap pirai akut dan tahap interkritikal pada umumnya terjadi silih berganti.
Artinya, seorang penderita asam urat akan mengalami nyeri sendi yang berulang kali atau kambuh-kambuhan yang akan diakhiri oleh tahap pirai kronis bertofus.
Pada tahap pirai kronis bertofus, penderita asam urat pada umumnya akan kesakitan terus bahkan bisa mulai dtemukan komplikasi pada ginjal, jantung, dan organ lainnya.
Setelah mengetahui tahapan gejala asam urat ini, siapa saja kiranya perlu mewaspadai penyakit asam urat sedini mungkin.
Pemeriksaan atau tes kadar asam urat secara rutin adalah langkah awal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya nyeri sendi akibat hiperurisemia yang bisa berlanjut pada munculnya tofus.
Baca juga: 7 Obat Asam Urat untuk Atasi Nyeri dan Turunkan Kadar Asam Urat
Bahkan, pada pemeriksaan asam urat yang normal, seseorang bisa saja mengeluh nyeri sendi.
Hal itu dikarenakan, saja asam urat dalam darah orang tersebut mungkin saja pernah tinggi dan sudah terlanjut masuk ke dalam sendi.
Jadi, itulah pentingnya menurunkan kadar asam darah ketika sudah diketahui tinggi agar tidak masuk ke sendi atau masuk ke organ-organ lain, meskipun belum ada gejala sama sekali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.