KOMPAS.com – Penyakit rematik adalah penyakit radang sendi yang dapat menyerang hampir semua sendi pada tubuh.
Namun, sendi yang paling sering diserang pada rematik yakni sendi di pergelangan kaki, buku-buku jari, lutut, dan pergelangan kaki.
Sendi-sendi lain yang mungkin diserang adalah sendi tulang belakang, pinggul, leher, bahu, rahang, dan termasuk sambungan antartulang sangat kecil di telinga dalam.
Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Penyakit Rematik dan Asam Urat
Meski rematik adalah penyakit menahun dan sistemis, gejala serangannya dapat datang dan pergi.
Dalam beberapa tahun pertama, rematik bahkan dapat menyebabkan kerusakan dan cacat permanen di persendian.
Maka dari itu, penyakit yang dalam bahasa medis disebut sebagai Rheumatoid arthritis (RA) ini tak bisa dianggap remeh.
Melansir Mayo Clinic, rematik adalah peradangan sendi kronis yang disebabkan oleh gangguan autoimun.
Rematik terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sinovium atau selaput membrane yang mengelilingi atau melapisi sendi.
Peradangan yang dihasilkan mengentalkan sinovium, yang pada akhirnya dapat merusak tulang rawan dan tulang di dalam sendi.
Belum diketahui secara pasti apa yang memulai proses gangguan autoimun pada rematik.
Baca juga: Benarkah Mandi Malam Sebabkan Rematik?
Tapi, kondisi ini diduga dipicu oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk kerentanan genetik.
Melansir berbagai sumber, berikut ini beberapa kemungkinan penyebab rematik yang perlu diwaspadai:
1. Bertambah tua
Melansir CDC, rematik sebenarnya dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi kemungkinan meningkat dengan bertambahnya usia.
Permulaan rematik adalah yang tertinggi di antara orang dewasa di usia 60 tahun.
Kondisi ini normal terjadi karena semakin tua, fungsi tubuh setiap orang akan kian menurun, termasuk fungsi sendi.
2. Pengaruh gen atau punya riwayat keluarga
Orang yang lahir dengan gen spesifik lebih mungkin akan mengembangkan rematik.
Gen-gen yang disebut genotipe human leukocyte antigen (HLA) kelas II juga dapat membuat rematik seseorang bertambah parah.
Baca juga: Bisa Sebabkan Kematian, Benarkah Asam Urat Lebih Sering Serang Pria?
Risiko rematik mungkin tertinggi ketika orang-orang dengan gen-gen ini terpapar pada faktor-faktor lingkungan, seperti merokok atau ketika seseorang mengalami obesitas.
3. Jenis kelamin
Melansir Medical News Today, wanita lebih cenderung menderita rematik ketimbang pria.
Pada wanita, ada hubungan antara hormon dan timbulnya rematik.
Wanita memiliki hormon estrogen yang terkadang dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sistem kekebalan tubuh atau sistem imun, sehingga salah satunya bisa mengembangkan radang sendi.
Wanita bahkan dilaporkan cenderung memiliki risiko mengalami rematik 2-3 kali lebih besar ketimbang pria.
4. Obesitas
Melansir WebMD, obesitas atau kegemukan dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami rematik.
Baca juga: 8 Cara Mengecilkan Perut Buncit Tanpa Olahraga
Studi yang meneliti peran obesitas juga menemukan bahwa semakin gemuk seseorang, kian tinggi pula risikonya terhadap rematik.
Obesitas sangat mungkin mengembangkan rematik karena adanya beban atau tekanan berlebih yang ditopang oleh sendi-sendi pada tubuh.
5. Merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko seseorang terkena rematik, terutama jika mereka memiliki kecenderungan genetik untuk terserang penyakit radang sendi ini.
Merokok juga dikaitkan dengan tingkat keparahan penyakit rematik yang lebih berbahaya.
6. Pengaruh lingkungan
Meskipun kurang dipahami, beberapa paparan seperti asbes atau silika dapat menjadi pemicu atau meningkatkan risiko seseorang terkana rematik.
7. Paparan bakteri tertentu
Melansir Health Line, paparan bakteri jenis tertentu, seperti yang terkait dengan penyakit periodontal dapat meningkatkan risiko timbulnya rematik.
Baca juga: Benarkah Mandi Malam Sebabkan Rematik?
8. Pernah cedera
Pernah mengalami trauma atau cedera, seperti patah tulang, dislokasi sendi, dan kerusakan ligament juga dapat memicu rematik.
Melihat berbagai faktor pemicu atau penyebab rematik tersebut, kiranya tidak ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah rematik.
Tetapi Anda dapat menurunkan peluang untuk menderita penyakit nyeri sendi tersebut.
Caranya, Anda harus hidup sehat dengan menjauhi rokok, rutin olahraga, dan makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.